Nambah Lagi, Catalyst Brands Putuskan 9 Persen Karyawan Kena PHK

Kamis, 10 April 2025 | 12:21 WIB
Nambah Lagi, Catalyst Brands Putuskan 9 Persen Karyawan Kena PHK
Catalyst Brands, tengah menjalani putaran kedua PHK karyawan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan induk CPenney yang masih baru berdiri, Catalyst Brands, tengah menjalani putaran kedua PHK karyawan korporatnya sebagai bagian dari tinjauan berkelanjutan atas bisnis yang baru dibentuk tersebut.

Catalyst mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa perusahaan tersebut berada dalam tahap awal integrasi dan bahwa setelah peninjauan organisasi yang mencakup semua unit bisnis. "Kami telah mengidentifikasi area-area yang dapat di optimalkan struktur dan peran kami yang memengaruhi 9% peran korporatnya," kata juru bicara Catalyst dilansir dari CNN International, Kamis (10/4/2025).

"Meskipun ini merupakan pilihan yang sulit, kami yakin bahwa pada akhirnya hal ini akan memposisikan kami untuk melayani pelanggan dengan lebih baik dan memenuhi misi kami untuk memberi mereka produk-produk berkualitas tinggi dengan nilai yang luar biasa untuk setiap momen dalam hidup," tambahnya.

Pemotongan ini merupakan tambahan dari 5% yang diberlakukan perusahaan pada bulan Februari. Sebelum kedua putaran PHK tersebut, Catalyst memiliki sekitar 5.000 karyawan korporat. Catalyst, yang dibentuk pada bulan Januari, merupakan perusahaan patungan antara JCPenney yang pernah bangkrut dan Sparc Group, pemilik Brooks Brothers, Lucky Brand, Eddie Bauer, Nautica, dan Aeropostale.

Transaksi ekuitas penuh untuk membentuk Catalyst diluncurkan dengan pendapatan sebesar 9 miliar dollar AS, 1.800 toko, dan 60.000 karyawan, menurut siaran pers. Adapun, Catalyst Brands memiliki portofolio merek ritel yang ikonik, termasuk Aéropostale, Brooks Brothers, Eddie Bauer, Forever 21, Lucky Brand Jeans, dan Nautica.

Catalyst Brands berkantor pusat di lokasi perusahaan JC Penney di Plano, Texas, dengan kantor di New York, Los Angeles, dan Seattle. Namun, penurunan labanya membuat perusahaan harus efisiensi. Banyaknya phk ini juga dirasakan oleh beberapa perusahaan lainnya. Salah satunya dalah Hooters.

Hooters of America telah mengumumkan kebangkrutannya di Texas. Perusahaan yang dikenal memiliki pelayan-pelayan seksi itu mencoba untuk mengatasi utangnya dengan menjual semua restoran milik perusahaan kepada sebuah kelompok yang didukung oleh para pendirinya.

Perusahaan tersebut saat ini secara langsung memiliki dan mengoperasikan 151 restoran, dengan 154 restoran lainnya dioperasikan oleh para pewaralaba, terutama di AS. Namun, perusahaan tersebut mengatakan bahwa restorannya, yang menyajikan makanan khas Amerika, akan tetap buka di beberapa wilayah selama proses tersebut dan beroperasi seperti biasa.

"Restoran Hooters kami yang terkenal akan tetap ada," kata Sal Melilli, kepala eksekutif Hooters of America dilansir BBC, Rabu (2/4/2024).

Baca Juga: Prabowo Bakal Hapus Kuota Impor, Ekonom Ingatkan Dampak yang Menakutkan

Seperti banyak jaringan restoran kasual lainnya, Hooters telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir karena menghadapi kenaikan biaya dan upah, serta pelanggan yang menghabiskan lebih sedikit uang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI