Jumlah Penumpang Turun, Badai PHK Hantui Maskapai Penerbangan Ini

Kamis, 10 April 2025 | 12:21 WIB
Jumlah Penumpang Turun, Badai PHK Hantui Maskapai Penerbangan Ini
Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maskapai penerbangan di Amerika Serikat kemungkinan akan memangkas prospek anggaranya pada 2025. Hal ini dikarenakan turunnya permintaan perjalanan, sehingga membuat kenaikan harga tiket.

"Jelas, keadaan lebih lemah daripada pada bulan Januari," kata analis Raymond James Savanthi Syth kepada CNBC International, Kamis (10/4/2025).

Jumlah penurunan penumpang dikarenakan tarif yang diberlakukan Trump membuat sebagian penumpang merasakan dampak kenaikan harga tiket yang tinggi. Salah satunya pada maskapai penerbangan Delta Air Lines yang memangkas perkiraan kuartal pertamanya, dengan alasan pemesanan korporat dan rekreasi yang lebih lemah dari yang diharapkan.

Lalu American Airlines dan Southwest Airlines juga memangkas prospek mereka untuk paruh pertama tahun ini. Terlebih Southewst sudah melakukan pengurangan pegawainya imbas dari keuntungannya yang merosot.
Sejak itu, saham maskapai penerbangan telah jatuh lebih jauh, karena kekhawatiran telah tumbuh tentang melemahnya permintaan di tengah kebijakan Presiden Donald Trump, yang terbaru pemberlakukn tarif pada seluruh dunia.

"Tingkat aksi jual lebih buruk daripada kenyataan saat ini, tetapi itu tidak berarti hal itu tidak akan terjadi enam bulan dari sekarang," kata Syth.

Analis Wall Street telah memangkas target harga mereka dan menurunkan peringkat mereka pada maskapai penerbangan AS, bahkan Delta, maskapai penerbangan AS yang paling menguntungkan. Seperti pesaing utamanya United Airlines, Delta mengatakan konsumen berpenghasilan tinggi yang bersedia mengeluarkan lebih banyak uang untuk kursi yang lebih lapang telah menjadi keuntungan bagi laba bersihnya dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, mereka tidak mengharapkan sesuatu seperti pandemi pada tahun 2020, ketika negara-negara menutup perbatasan mereka dan permintaan perjalanan udara pada dasarnya mengering dalam semalam. Itu masih merupakan krisis terburuk yang pernah terjadi di industri ini. Permintaan tidak hilang kali ini, tetapi malah menunjukkan tanda-tanda ketegangan yang juga dialami industri lain.

Delta akan menjadi maskapai penerbangan AS pertama yang melaporkan hasil triwulanan sebelum pasar dibuka pada hari Rabu. Saham maskapai penerbangan telah jatuh tahun ini. Delta anjlok lebih dari 38%, American anjlok lebih dari 45%, dan United anjlok lebih dari 40% sejauh ini pada tahun 2025.

Perubahan sentimen ini sangat mencolok bagi industri perjalanan, yang telah menikmati permintaan yang kuat, khususnya untuk tujuan internasional, sejak berakhirnya pandemi, karena konsumen lebih mengutamakan pengalaman seperti perjalanan selama berminggu-minggu melalui Jepang dan jalan-jalan ke Portugal daripada membeli barang.

Baca Juga: Prabowo Bakal Hapus Kuota Impor, Ekonom Ingatkan Dampak yang Menakutkan

Tanda-tanda permintaan internasional yang lebih rendah, selain perjalanan yang lebih lemah dari Kanada, muncul dalam pemesanan AS-Eropa. Pemesanan antara AS dan Eropa untuk Juni hingga Agustus turun sekitar 13% dibandingkan tahun lalu hingga 31 Maret, menurut perusahaan data penerbangan Cirium, meskipun memperingatkan bahwa angka-angka tersebut berasal dari agen perjalanan daring dan bukan pemesanan langsung di situs maskapai penerbangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI