"Akibat penurunan itu, IHSG menembus level psikologis 6,000 nya. Jika kembali melemah, maka ada potensi IHSG menjemput support selanjutnya pada 5,705," tulis BRI Danareksa dalam risetnya.
Strategi BEI
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah proaktif untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan kepercayaan investor di tengah gejolak ekonomi global.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dengan optimis mengumumkan penyesuaian signifikan terhadap ketentuan penghentian sementara perdagangan efek (trading halt) dan batasan persentase auto rejection bawah (ARB). Langkah ini diyakini akan menjadi "jurus ampuh" untuk meredam potensi volatilitas pasar.
Dalam sesi konferensi pers yang digelar di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (8/4/2025), Iman Rachman menegaskan bahwa penyesuaian ketentuan ini merupakan respons strategis BEI terhadap dinamika pasar global, terutama menyikapi kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Mudah-mudahan bisa memberikan confidence tambahan kepada para investor di pasar modal," ujar Iman dengan nada penuh harapan.
Sebelumnya, BEI juga telah mengeluarkan kebijakan yang memberikan angin segar bagi emiten, yaitu izin untuk melakukan aksi pembelian kembali saham (buyback) tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Iman berharap kebijakan ini dapat meningkatkan likuiditas pasar, tidak hanya dari investor institusi dan ritel, tetapi juga dari permintaan korporasi melalui aksi buyback.
Tidak hanya fokus pada stabilitas jangka pendek, BEI juga memiliki visi jangka panjang untuk mengembangkan pasar modal Indonesia. Iman mengungkapkan potensi diversifikasi produk dengan memperkenalkan instrumen baru yang menarik, seperti structured warrant, single stock futures (SSF), serta kontrak berjangka instrumen asing. Selain itu, BEI juga tengah mengkaji peluncuran instrumen exchange-traded fund (ETF) emas.
Baca Juga: 50+ Istilah di Dunia Saham dan Arti Mudahnya untuk Pemula