Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah berada di zona merah pada penutupan perdagangan, Rabu (9/4/2025).
Mengutip data RTI Business, pada penutupan IHSG ambrol 0,47 persen atau 28,15 menjadi ke level 5.967.
Pada waktu itu, sebanyak 18,54 miliar a saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp11,90 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,04 juta ribu kali.
Dalam perdagangan di waktu itu, sebanyak 298 saham bergerak naik, sedangkan 307 saham mengalami penurunan, dan 188 saham tidak mengalami pergerakan.
Sesuai Proyeksi
Pelemahan IHSG ini sesuai dengan proyeksi para analis. Sebelumnya, Analis dari Phintraco Sekuritas, Valdy mengatakan, salah satu pemicunya adalah kondisi IHSG yang relatif kuat di Selasa (8/4) dengan bertahan di atas critical support level 5950. Pasalnya belum ada perkembangan signifikan mengenai isu tarif di Indonesia. Pemerintah telah mempersiapkan delegasi tingkat tinggi untuk bernegosiasi dengan AS dan membawa sejumlah penawaran.
Akan tetapi, hingga menjelang batas waktu implementasi, belum ada tanggapan dari Pemerintah AS. Dengan demikian, tarif akan tetap diberlakukan sesuai dengan pengumuman tanggal 2 April 2025 lalu
"IHSG masih rawan pelemahan lanjutan ke kisaran 5700-5800 di Rabu (9/4)," ujar Valdy dalam risetnya yang dikutip Rabu (9/4/2025).
Meski demikian, lanjut duia asa positif bagi IHSG masih ada. Sejumlah pemangku kepentingan, termasuk OJK dan SRO (Self Regulatory Organization) melakukan pertemuan malam kemarin (8/4). Salah satu topik yang dibahas adalah pendalaman pasar dan peningkatan investasi, termasuk mendorong investor institusi domestik agar aktif menanamkan dana secara wajar di pasar modal. Diskusi terkait hal tersebut juga dilakukan dengan Kemenkeu dan Kemenko Perekonomian.
Baca Juga: 50+ Istilah di Dunia Saham dan Arti Mudahnya untuk Pemula
Sementara, BRI Danareksa juga memproyeksikan dalam jangka panjang IHSG masih dalam kondisi beraris. Perdagangan terakhir, IHSG melemah signifikan sebesar -7,9 persen menuju level 5,996.