Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik.
Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
Cost leadership ini tergambar dari pengendalian nisbah kupas (stripping ratio) yang pada 2024 sebesar 6,23x. Nisbah kupas tersebut masih di bawah target 2024 yang mencapai 6,44x.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan tambang batu bara milik negara, memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
Berdiri sejak tahun 1919, PTBA telah menjadi salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia, dengan wilayah operasi utama di Sumatera Selatan.
Lebih dari sekadar penambang, PTBA terus bertransformasi menjadi perusahaan energi yang berkelanjutan.
Hal ini tercermin dalam upaya diversifikasi bisnis ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT), seperti pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG.
Komitmen terhadap keberlanjutan juga diwujudkan melalui penerapan praktik pertambangan yang bertanggung jawab, termasuk reklamasi lahan pasca tambang dan program pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi.
PTBA aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program CSR di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Baca Juga: Arutmin Pacu Produktivitas Pertanian Lewat Penanaman Jagung Serentak
Di tengah tantangan transisi energi global, PTBA berupaya menyeimbangkan kebutuhan energi saat ini dengan investasi pada energi masa depan.