Lebih lanjut, Prabowo menyatakan keheranannya terhadap reaksi masyarakat dan media. Menurutnya, kecenderungan untuk membicarakan pasar saham biasanya hanya muncul ketika terjadi penurunan, sementara pada saat pasar saham mengalami kenaikan, reaksi publik cenderung lebih tenang atau bahkan tidak ada.
"Orang selalu bicara kalau pasar saham jatuh, kalau pasar saham naik orang diam," kata Prabowo.
Melalui pandangan tersebut, Prabowo ingin menekankan bahwa fluktuasi di pasar modal seharusnya dilihat sebagai bagian normal dari investasi saham.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan turun naiknya pasar modal dan mengingatkan bahwa Indonesia memiliki berbagai kekuatan dan potensi yang dapat diandalkan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
"Saya tidak terlalu takut dengan pasar modal. Kita punya kekuatan, kita jangan rendah diri." kata Prabowo.
Situasi ini mengajak masyarakat untuk merefleksikan pentingnya pemahaman mendalam tentang mekanisme pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penurunan IHSG yang signifikan ini mungkin juga memicu investor dan analis pasar untuk lebih hati-hati dalam melakukan investasi, mempertimbangkan risiko yang lebih besar, dan mungkin merumuskan strategi yang lebih dinamis dan tahan banting terhadap perubahan pasar yang cepat.
Kesadaran ini juga membuka peluang bagi pemerintah dan regulator pasar untuk memperkuat kerangka regulasi dan mengimplementasikan sistem pengawasan yang lebih efektif.
Hal ini tidak hanya penting untuk melindungi investor, tetapi juga untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan menghindari potensi dampak negatif lebih lanjut terhadap perekonomian nasional.
Baca Juga: Prabowo Sebut Kebijakan Tarif Impor Trump Bikin Banyak Negara Cemas
Di tengah dinamika pasar yang fluktuatif, edukasi investor menjadi sangat kritikal. Peningkatan literasi keuangan dapat membantu masyarakat lebih memahami risiko dan peluang yang ada di pasar modal.