Airlangga Hartarto Sebut Tarif Resiprokal AS Jadi Angin Segar Ekspor Padat Karya Indonesia

Selasa, 08 April 2025 | 16:10 WIB
Airlangga Hartarto Sebut Tarif Resiprokal AS Jadi Angin Segar Ekspor Padat Karya Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai pertemuan dengan pelaku usaha di Kantor Kemenko Perekonomian
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut menegaskan bahwa Indonesia dapat merebut peluang ekspor dari negara-negara yang terkena tarif tinggi, terutama di sektor elektronik, alas kaki dan garmen.

"Peluang Indonesia untuk take over karena beberapa negara Vietnam, Bangladesh, Thailand, China yang rate resiprokal dari AS itu lebih tinggi," ujarnya.

Namun demikian, ia juga mengingatkan adanya tantangan persaingan pasar dari negara-negara lain seperti Filipina (17 persen), Malaysia (24 persen), Korea Selatan (25 persen), dan India (26 persen) yang memiliki tarif lebih rendah daripada Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif resiprokal ini bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri AS. Ia dan para pejabat pemerintahannya berpendapat bahwa AS selama ini telah "dirugikan" oleh praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh banyak negara mitra dagangnya.

Potensi pengenaan tarif yang tinggi oleh AS tentu menjadi perhatian serius bagi Indonesia. AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia, dan kebijakan tarif dapat berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor nasional. Beberapa sektor industri yang berorientasi ekspor ke AS berpotensi mengalami penurunan daya saing akibat kenaikan biaya masuk produk.

Selain itu, kebijakan ini juga dapat memicu ketidakpastian dalam iklim investasi dan perdagangan global. Perang dagang antara negara-negara besar dapat mengganggu rantai pasok global, meningkatkan biaya produksi, dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia.

Presiden Prabowo Subianto sendiri akan mengirimkan utusan dan melakukan perundingan dengan AS untuk melakukan diplomasi dan negosiasi dalam mencari solusi yang dapat meminimalkan dampak negatif kebijakan tarif terhadap kepentingan ekonomi Indonesia.

Perundingan yang setara dan adil menjadi kunci dalam menjaga hubungan baik antara kedua negara dan mencari titik temu yang saling menguntungkan. "Indonesia perlu menyampaikan argumentasi yang kuat mengenai pentingnya hubungan dagang yang sehat dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," kata Prabowo.

Baca Juga: Tegaskan Tak Antikritik, Prabowo Boyong Menteri-menteri Ini untuk Paparkan Kondisi Terkini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI