Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 08 April 2025 | 13:19 WIB
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
Rosan Roeslani. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang terbesar di Asia Tenggara, telah lama menjalin hubungan dagang yang kuat dengan Amerika Serikat. Namun, saat ini Indonesia menghadapi situasi yang kurang ideal di mana posisi Duta Besar untuk Amerika Serikat kosong.

Kekosongan ini terjadi pada salah satu momen krusial, mengingat Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar kedua di dunia bagi Indonesia.

Situasi ini memunculkan sejumlah pertanyaan dan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap hubungan kedua negara, khususnya dalam aspek perdagangan dan diplomasi.

"Negara Konyol Indonesia ini tidak punya Duta Besar di Amerika Serikat, kok bisa? Mitra dagang kita, negara terkuat di dunia, dengan ekonomi terkaya, sudah kosong 2 tahun kursinya karena duta besarnya pindah ke Danantara itu Rosan Roeslani, kocak ini," kata Investor dengan pendekatan investasi fundamental, Benny Batara, yang akrab disapa Bennix dilansir Suara.com dari akun YouTube pribadinya, Selasa (8/4/2025).

Duta Besar bukan sekadar perwakilan resmi suatu negara, melainkan juga pelaku utama dalam memperkuat hubungan bilateral antarnegara. Mereka berperan dalam mengadvokasi kepentingan nasional, memfasilitasi kesepakatan perdagangan, serta mempererat hubungan antar-masyarakat dan pemerintah.

Dengan tidak adanya Duta Besar yang efektif, Indonesia berpotensi kehilangan momentum untuk mempengaruhi kebijakan yang berpihak pada kepentingan ekonomi dan politiknya di AS.

Amerika Serikat adalah pasar ekspor yang vital bagi Indonesia, dengan produk seperti tekstil, produk elektronik, dan sumber daya alam menempati porsi besar dalam ekspor.

Tidak adanya Duta Besar dapat menghambat proses negosiasi yang seringkali membutuhkan keputusan cepat dan respons yang efektif terhadap dinamika pasar global.

Selain itu, hal ini juga bisa berdampak pada pengurangan investasi langsung yang masuk ke Indonesia, karena para investor mungkin melihat ini sebagai tanda ketidakstabilan atau kurangnya proaktivitas dalam menjaga hubungan bilateral yang sehat.

Baca Juga: Makin Panas, Trump Balik Ancam China dengan Tarif 50 Persen

Di sisi diplomasi, absennya Duta Besar di Amerika Serikat dapat mengirim sinyal ketidakseriusan Indonesia dalam menjalin hubungan internasional, terutama pada saat-saat penting seperti sekarang, di mana globalisasi dan interdependensi ekonomi mencapai titik krusial.

Ini juga dapat mempengaruhi posisi Indonesia dalam isu-isu internasional yang dibahas bersama AS, seperti perubahan iklim, keamanan regional, dan perdagangan bebas.

Untuk mengatasi kekosongan ini, langkah pertama dan paling kritis adalah penunjukan Duta Besar yang baru dengan segera. Calon yang ideal harus memahami dinamika politik dan ekonomi AS serta memiliki kemampuan untuk berdiplomasi yang efektif.

Pemerintah Indonesia harus juga memperkuat tim di kedutaan dengan sumber daya manusia yang mampu melakukan lobi politik dan ekonomi yang efektif.

Selain itu, penting bagi Indonesia untuk terus mengembangkan kerja sama regional dengan negara-negara ASEAN sebagai bentuk solidaritas dan peningkatan leverage dalam berhubungan dengan AS.

Penguatan ini bisa berupa kesepakatan perdagangan yang lebih menguntungkan atau aliansi politik dalam menghadapi isu global yang mempengaruhi semua negara di kawasan.

Posisi Duta Besar yang kosong ini bukan hanya sebuah kekosongan administratif, melainkan juga sebuah celah yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan pengaruh politik Indonesia di kancah global. Dalam dunia yang saling terhubung ini, kehadiran diplomatik yang kuat bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak.

Indonesia harus segera mengisi kekosongan ini untuk memastikan bahwa hubungan bilateral dengan Amerika Serikat dapat terus berkembang dan membawa manfaat bagi kedua belah pihak.

Ke depannya, ini bukan hanya tentang mengisi posisi, tetapi memastikan bahwa Indonesia diwakili oleh figur yang dapat secara efektif memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan nasionalnya di panggung dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI