Makin Panas, Trump Balik Ancam China dengan Tarif 50 Persen

Selasa, 08 April 2025 | 11:36 WIB
Makin Panas, Trump Balik Ancam China dengan Tarif 50 Persen
Amerika Balas Tarif samapi 50 persen ke China
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Donald Trump mengancam China dengan tarif tambahan sebesar 50% atas barang-barang yang diimpor ke AS. Hal itu dilakukan jika China itu tidak menarik tindakan balasan. Berbicara di Gedung Putih pada hari Senin, presiden AS mengatakan bahwa ia tidak mempertimbangkan penangguhan tarif baru untuk memungkinkan negosiasi dengan negara-negara lain.

"Kami tidak mempertimbangkan itu. Kami memiliki banyak, banyak negara yang akan berunding dengan kami, dan akan ada kesepakatan yang adil," katanya dilansir dari BBC, Selasa (8/4/2025).

Trump menegaskan kembali ancamannya untuk mengenakan bea masuk sebesar 50% atas barang-barang China jika Beijing tidak menarik kembali rencana tarif balasannya pada hari Selasa. Jika diberlakukan, perusahaan-perusahaan AS yang membawa barang-barang tertentu dari China dapat menghadapi pajak sebesar 104%.

Dalam sebuah posting di platform media sosialnya, Truth Social, Trump mengatakan ia akan memberlakukan tarif tambahan kecuali China menarik tarif balasannya sendiri sebesar 34% atas barang-barang Amerika, yang diumumkannya pada hari Jumat.

Trump mengatakan Rabu lalu bahwa ia akan mengenakan pajak sebesar 34% atas impor dari Tiongkok sebagai bagian dari "Hari Pembebasan" yang memberlakukan pungutan minimum 10% atas hampir semua mitra dagang Amerika.

Jika ia benar-benar mengenakannya, perusahaan-perusahaan AS akan membayar tarif total sebesar 104% atas impor dari Tiongkok, karena tarif tersebut merupakan tambahan dari tarif 20% yang telah diberlakukan pada bulan Maret dan tarif 34% yang diumumkan minggu lalu.

Trump mengatakan Tiongkok telah memperkenalkan tindakan balasannya. "meskipun saya telah memperingatkan bahwa negara mana pun yang membalas AS dengan memberlakukan Tarif tambahanakan segera dikenakan Tarif baru yang jauh lebih tinggi", katanya.

Beijing membalas, dengan mengatakan bahwa "memberi tekanan atau mengancam Tiongkok bukanlah cara yang tepat untuk terlibat". "Langkah hegemoni AS atas nama 'timbal balik' melayani kepentingan egoisnya dengan mengorbankan kepentingan sah negara lain dan mengutamakan 'Amerika' daripada aturan internasional," kata juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok Liu Pengyu dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah langkah khas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi," tambahnya. Berbicara dari Gedung Putih, presiden AS mengatakan mungkin ada tarif permanen dan negosiasi.

Baca Juga: Perang Dagang Memanas Gegara Trump! Bursa Asia Runtuh, IHSG Ikut Tertekan?

"Kita punya utang 36 dollar AS triliun karena suatu alasan. AS akan berbicara dengan China di antara negara-negara lain untuk membuat kesepakatan yang adil dan kesepakatan yang baik. Sekarang Amerika yang utama," kata presiden AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI