Pemerintah RI Melunak, Mau Tawarkan Proyek Kilang Minyak ke AS Imbas Tarif Impor Trump

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 07 April 2025 | 15:36 WIB
Pemerintah RI Melunak, Mau Tawarkan Proyek Kilang Minyak ke AS Imbas Tarif Impor Trump
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/3/2025). [Suara.com/Novian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Tadi kami melakukan rapat untuk membahas implementasi teknis di mana salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel, karena kita impor sekitar 1 juta barel per day, tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel," ujar Bahlil di Istana Kepresidenan Jakarta seperti dikutip, Selasa (11/3/2025).

Bahlil menyebut, sebanyak 16 titik telah dindentifikasikan sebagai lokasi kilang minyak dengan kapasitas jumbo itu, Mulai dari Pulau Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku sampai Papua.

"Kita tetap akan membangun storage kapasitas 1 juta barel per day," ucap dia.

Kendati begitu, Bahlil masih belum mengetahui berapa nilai investasi dari pembangunan kilang minyak tersebut. Pasalnya, dirinya akan mondar-mandir untuk mencari investasi potensial.

"Nilainya mungkin setelah presentasi nanti hari Senin, ada teknologinya dari beberapa negara, termasuk dari Amerika akan presentasi di kami. Baru kami bisa memastikan angka pastinya" jelas dia.

Sebelumnya, Bahlil tengah merancang pembangunan kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel per hari, sebagai terobosan untuk memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan di masa mendatang.

"Kita juga akan membangun refinery (kilang minyak) yang Insya Allah kapasitasnya itu kurang lebih sekitar 500 ribu barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik," imbuh dia.

Kilang minyak ini akan dirancang dengan kapasitas 500 ribu barel per hari serta mampu mengolah minyak mentah dari dalam negeri maupun impor.

Untuk merealisasikan proyek ini, investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai USD 12,5 miliar. Selain mengurangi ketergantungan pada impor, proyek ini berpotensi menghemat hingga 182,5 juta barel minyak per tahun atau setara USD16,7 miliar.

Baca Juga: RI Siapkan Jurus Jitu di Washington: Paket Negosiasi Disiapkan Hadapi Potensi Tarif Balasan AS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI