Kondisi ini membuat investor semakin berhati-hati dan menghindari aset-aset berisiko, termasuk mata uang emerging market seperti rupiah.
Apakah Rupiah Akan Tembus Rp17.000 per Dolar AS?
Dengan tekanan yang datang dari berbagai sisi, peluang rupiah menembus Rp17.000 per dolar AS semakin besar. Namun, Ariston menyatakan bahwa respons kebijakan dari otoritas moneter Indonesia dan perkembangan negosiasi perdagangan global bisa menjadi faktor penentu.
"Kita masih menunggu respon pasar. Jika Trump melunak dalam kebijakan tarif atau ada kesepakatan dagang yang lebih baik, sentimen bisa berbalik positif untuk aset berisiko, termasuk rupiah," ujarnya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan terus melakukan intervensi di pasar valas untuk mencegah gejolak berlebihan. Namun, jika tekanan eksternal terus berlanjut, rupiah berpotensi menguji level Rp17.000 dalam waktu dekat.
Pelemahan rupiah ke level Rp16.900-an per dolar AS merupakan cerminan dari sentimen negatif pasar terhadap perang dagang, ketegangan geopolitik, dan penguatan dolar AS. Jika tekanan ini berlanjut tanpa adanya perubahan kebijakan atau perbaikan situasi global, target Rp17.000 per dolar AS bukan tidak mungkin akan tercapai. Investor dan pelaku usaha disarankan untuk memperkuat lindung nilai (hedging) guna mengantisipasi volatilitas yang lebih tinggi di masa mendatang.