Suara.com - Vietnam telah meluncurkan aksi untuk menghadapi kebijakan tarif resiprokal yang dijalankan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam kebijakan itu, Trump memberikan tarif impor sebesar 46 persen untuk produk-produk Vietnam.
Namun, bukannya melawan, Negeri Naga Biru itu justru mau 'mengalah' kepada Amerika Serikat atas kebijakan tersebut.
Seperti dinukil dari The New York Times, Senin (7/4/2025), Pemimpin tertinggi Vietnam, To Lam, secara resmi meminta Presiden Donald Trump untuk menunda pemberlakuan tarif impor sebesar 46 persen. Tarif tersebut merupakan salah satu yang tertinggi dalam sejarah perdagangan AS yang ditujukan kepada Vietnam.
Lam menyampaikan permintaan tersebut melalui surat tertanggal Sabtu, yang salinannya diperoleh The New York Times. Ia meminta Trump menunda tarif selama 45 hari demi membuka ruang negosiasi.
Langkah ini bertujuan tidak hanya menyelamatkan ekonomi Vietnam, tetapi juga melindungi konsumen Amerika dari lonjakan harga barang, mengingat Vietnam adalah pusat utama produksi global untuk merek-merek seperti Nike, Adidas, dan Lululemon.
Tak berhenti di situ, Lam juga menelepon langsung Trump, menjadikannya salah satu pemimpin dunia pertama yang melakukannya pasca pengumuman tarif. Dalam pembicaraan yang disebut Trump sebagai 'sangat produktif'.
Lam menawarkan tarif nol persen untuk produk impor dari AS, serta meminta Trump melakukan hal yang sama.
Dalam suratnya, Lam bahkan mengusulkan pertemuan langsung di Washington pada akhir Mei untuk mencapai “kesepakatan penting demi rakyat kedua negara.” Ia juga mendorong agar perwakilan AS segera bernegosiasi dengan wakil perdana menteri Vietnam, Ho Duc Phoc.
Jika diberlakukan, tarif 46 persen tersebut akan menghantam sekitar 5,5 persen dari Produk Domestik Bruto Vietnam dan mengganggu sekitar 30 persen ekspor mereka yang ditujukan ke pasar AS, pasar ekspor terbesar Vietnam. Menurut para ekonom, dampaknya akan lebih parah ketimbang negara-negara tetangga seperti China, Kamboja, dan Laos.
Baca Juga: Pengusaha Makanan dan Minuman RI Was-was Tarif Impor Trump
Tarif ini juga berpotensi mengganggu rantai pasokan global. Vietnam, yang selama ini jadi tujuan utama relokasi industri manufaktur dari China sejak tarif Trump pertama kali diberlakukan, bisa kehilangan posisi strategisnya. Beberapa investor global bahkan mulai mempertimbangkan untuk kembali ke China, yang memiliki skala dan kekuatan produksi lebih besar.