Indonesia Diminta Mendekat ke BRICS Pasca Trump Umumkan Tarif Impor AS

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 03 April 2025 | 22:16 WIB
Indonesia Diminta Mendekat ke BRICS Pasca Trump Umumkan Tarif Impor AS
Indonesia resmi bergabung sebagai full member BRICS (X/@BRICSinfo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Pasar saham berpotensi mengikuti pasar global terkoreksi," ujar Hans.

Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4 atau 3/4 bagi waktu Indonesia) mengumumkan kebijakan baru berupa kombinasi tarif universal dan timbal balik yang akan berlaku untuk berbagai negara di dunia. Kebijakan ini mencakup tarif dasar sebesar 10% untuk semua negara, ditambah tarif tambahan bersifat "timbal balik" yang besarnya bervariasi tergantung mitra dagang.

Tidak hanya Indonesia, dalam pengumuman tersebut, Trump menyebutkan bahwa China akan dikenakan tarif tambahan tertinggi sebesar 34%, disusul oleh Vietnam (46%), Thailand (36%), dan Kamboja (49%). Sementara itu, beberapa mitra dagang utama AS seperti Uni Eropa (20%), Jepang (24%), Korea Selatan (25%), dan India (26%) juga dikenakan tarif signifikan. Indonesia sendiri termasuk dalam daftar negara yang terkena dampak, dengan tarif tambahan sebesar 32%, lebih tinggi dibandingkan Malaysia (24%) dan Inggris (10%).

Negara yang paling besar terdampak dari tarif Trump ini adalah China, yang diprediksi semakin memperuncing ketegangan ekonomi dan politik kedua negara. China dan Indonesia diprediksi akan membalas tarif yang diumumkan Trump tersebut.

Kebijakan ini sendiri dinilai sebagai upaya AS untuk melindungi industri domestik sekaligus menekan defisit perdagangan. Namun, langkah ini berpotensi memicu perang dagang dan menimbulkan gejolak di pasar global. Beberapa analis memprediksi bahwa negara-negara yang terkena tarif tinggi, termasuk Indonesia, akan mencari alternatif pasar ekspor atau memberlakukan pembalasan.

Dampaknya terhadap perekonomian Indonesia perlu diwaspadai, terutama pada sektor yang mengandalkan ekspor ke AS, seperti tekstil, produk kayu, dan elektronik. Pemerintah didorong untuk segera merespons dengan strategi diversifikasi pasar dan memperkuat kerja sama dengan mitra dagang non-AS, seperti negara-negara BRICS, untuk mengurangi risiko ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI