"Pembatasan yang terlalu lama justru menurunkan kinerja ekonomi nasional serta menghilangkan sumber pendapatan bagi pengusaha dan sopir truk, yang akhirnya juga berdampak pada keputusan mereka untuk tidak mudik," tambah Dharmaningtyas.
Pengaturan lalu lintas di Pelabuhan Merak juga dinilai kurang optimal. Meskipun secara operasional mudik kali ini lancar, kondisi ini kurang menguntungkan bagi operator penyeberangan. Seperti saat libur Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru), terminal Pelabuhan Merak sepi, sedangkan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) di Bojonegara justru mengalami antrean panjang.
Pada 25 Maret 2025, antrean menuju Pelabuhan BBJ mencapai 1,2 km, sementara Pelabuhan Merak terlihat kosong. Hal ini terjadi karena sejak 24 Maret, operasional truk dialihkan ke BBJ dan Ciwandan.
"Kebijakan ini membuat transporter angkutan barang mengalami kerugian akibat distribusi barang yang terhambat, sementara operator penyeberangan kehilangan potensi pendapatan besar," kata Dharmaningtyas.