CBDK Akuisisi Saham CKBD 99% Senilai Rp99 Miliar

Kamis, 03 April 2025 | 08:41 WIB
CBDK Akuisisi Saham CKBD 99% Senilai Rp99 Miliar
Dalam transaksi ini, CBDK membeli 99% kepemilikan saham CKBD dengan nilai nominal Rp1.000.000 per lembar saham, sehingga total nilai transaksi mencapai Rp99 miliar. (Foto Istimewa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) resmi mengumumkan transaksi afiliasi berupa akuisisi saham PT Citra Kirana Bisnis Distrik (CKBD). 

Dalam transaksi ini, CBDK membeli 99% kepemilikan saham CKBD dengan nilai nominal Rp1.000.000 per lembar saham, sehingga total nilai transaksi mencapai Rp99 miliar.

Akuisisi ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem bisnis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) di PIK 2. CKBD sendiri merupakan pengembang dan pemilik hotel bintang 5 dengan kapasitas 250 kamar yang akan berlokasi di area Nusantara International Convention Exhibition (NICE). 

Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap pra-pembangunan dan diperkirakan akan mulai beroperasi dalam dua tahun setelah konstruksi dimulai.

Melalui akuisisi ini, CBDK berharap dapat menciptakan destinasi premium yang mendukung sektor pariwisata, bisnis, kuliner, dan hiburan di PIK 2. Hotel yang dikembangkan CKBD nantinya akan menjadi akomodasi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke kawasan tersebut.

Selain itu, masuknya CKBD sebagai anak usaha CBDK diyakini dapat memperluas sumber pendapatan perusahaan, terutama dalam hal pendapatan berulang. Hal ini juga diharapkan meningkatkan daya saing CBDK dalam pengembangan kawasan CBD PIK 2.

Diketahui, transaksi ini melibatkan pihak-pihak yang memiliki hubungan afiliasi, yaitu CBDK, PT Amantara Sinar Pesona, dan PT Tunas Mekar Jaya. Ketiga perusahaan ini memiliki kesamaan dalam kepemilikan manfaat utama dan manajemen pada saat transaksi dilakukan.

Sebelumnya, CBDK akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp1 triliun melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur CBDK Markus Kusumaputra menyatakan bahwa buyback ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai 27 Maret hingga 26 Juni 2025.

“Perseroan telah menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk untuk melaksanakan buyback saham melalui perdagangan di BEI selama periode tersebut,” terang Markus pekan lalu.

Baca Juga: Chandra Asri Group dan Glencore Rampungkan Proses Akuisisi Kepemilikan Shell di SSPL

Dia menjelaskan bahwa buyback akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar sesuai dengan kondisi pasar. Kebijakan ini mengacu pada Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-17/D.04/2025 tertanggal 18 Maret 2025, yang memungkinkan perusahaan terbuka melakukan buyback dalam kondisi pasar berfluktuasi secara signifikan.

Pada 2024, CBDK mencatatkan laba bersih Rp924,75 miliar, tumbuh 59,84% dibandingkan Rp578,54 miliar pada 2023. Kenaikan ini membuat laba per saham naik dari Rp113,40 menjadi Rp181,25 sepanjang tahun lalu.

Perseroan juga membukukan pendapatan bersih Rp2,24 triliun, meningkat 15,13% dari Rp1,95 triliun pada 2023. Pendapatan tersebut mayoritas berasal dari penjualan tanah dan bangunan senilai Rp2,24 triliun, yang tumbuh 15,31% YoY. Sementara itu, pendapatan dari sewa lahan mencapai Rp1 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar Rp6,17 miliar.

Di tengah pertumbuhan pendapatan, beban pokok juga naik 1,03% YoY menjadi Rp976,61 miliar. Meski demikian, CBDK tetap mencatatkan laba kotor Rp1,27 triliun, atau naik 28,93% secara tahunan.

Hingga akhir 2024, CBDK memiliki kas dan setara kas Rp3,45 triliun, melonjak 1.101,25% YoY dari sebelumnya hanya Rp287,85 miliar. Total aset perseroan juga meningkat 11,60% menjadi Rp19,08 triliun.

Dari sisi struktur keuangan, ekuitas tumbuh 8,42% YoY menjadi Rp8,32 triliun, sedangkan liabilitas naik 14,20% YoY menjadi Rp10,75 triliun. Perseroan juga mencatatkan marketing sales Rp2,1 triliun sepanjang 2024.

Presiden Direktur CBDK Steven Kusumo mengatakan bahwa strategi pengembangan Central Business District (CBD) PIK2 telah memberikan dampak positif bagi perusahaan.

“CBD PIK2 semakin menarik minat investor lokal maupun internasional, termasuk institusi pendidikan. Fokus strategis kami dalam mengembangkan kawasan ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan,” ujar Steven.

Perlu dicatat, CBDK baru saja melaksanakan initial public offering (IPO) pada awal tahun ini. Kala itu Penawaran Umum Perdana Saham CBDK mencapai harga Auto Reject Atas (ARA).

Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 566.894.500 lembar saham biasa atas nama atau sebesar 10% dari modal ditempatkan. CBDK menetapkan harga perdana sebesar Rp4.060 per saham. Dengan begitu, perusahaan ini berhasil meraup dana IPO sebesar Rp2,3 triliun.

CBDK adalah perusahaan yang bergerak di bidang real estate khususnya di kawasan strategis Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2). 

Saat ini, perseroan memiliki area CBD, perkantoran, residensial, produk komersial, kavling komersial, serta proyek pembangunan NICE, yaitu Nusantara International Convention and Exhibition. 

Perseroan sendiri berharap NICE dapat menjadi ikon baru di kawasan CBD PIK2. Dan berharap kehadiran NICE dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, menjadi penggerak di sektor MICE, dengan dukungan dari dua grup besar di Indonesia, yaitu Agung Sedayu Group dan Salim Group, serta land bank yang luas dan strategis.

Sebelum melantai di bursa, CBDK mencatatkan total aset sebesar Rp 18,5 triliun per 30 September 2024. Sementara itu total liabilitas CBDK sebesar Rp10,4 triliun yang meliputi Rp 9,6 triliun merupakan akun escrow untuk membukukan cicilan atau pembayaran dari pelanggan. Sementara itu, total ekuitas tercatat sebesar Rp 8,1 trilliun sebelum dana IPO diterima. 

Dari sisi pendapatan, CBDK meraih Rp1,6 triliun per 30 September 2024. Kondisi ini disebut memperkuat posisi CBDK sebagai perusahaan yang tangguh dengan prospek pertumbuhan yang optimis ke depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI