Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 01 April 2025 | 18:07 WIB
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
Sugianto (31), WNI yang selamatkan nenek - nenek dari ancaman kebakaran di Korea Selatan (Dok. Twitter/Naver)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kisah haru dan membanggakan kembali ditorehkan pekerja Indonesia di luar negeri. Kali ini viral di Twitter atau X seorang WNI menjadi pahlawan di Korea Selatan lantaran menyelamatkan warga lansia lokal dari kebakaran.

Warga Indonesia yang menyelamatkan lansia di Korea saat kebakaran hutan terjadi adalah Sugianto (31 tahun). Sehari – hari dia bekerja sebagai nelayan di daerah Yeongdeok-gu.

Pada pukul sebelas malam, Sugianto bersama kepala desa berlari dari rumah ke rumah untuk menginformasikan kepada warga bahwa api akan datang ke desa tersebut. Sugianto berteriak membangunkan warga "Nenek Ada Api Di Gunung, Kita Harus Mengungsi," katanya kepada para lansia dengan bahasa setempat.

Sugianto bersama kepala desa menggendong para warga yang lansia dengan punggung mereka sejuah 300 meter ke pembatas laut. Total, dia menggendong tujuh lansia ke tempat yang lebih aman. Para lansia tersebut memang telah kesulitan berjalan, sehingga diperlukan bantuan untuk mengevaluasi. Terlebih, kondisi desa dengan medan penuh tanjakan sehingga para lansia kerepotan untuk menyelamatkan diri.

Beruntungnya berkat Sugianto, ketika api sampai ke desa para warga telah sampai ke bibir pantai, tempat yang jauh lebih aman. Termasuk para lansia. Mereka menelpon Coast Guard yang datang membawa kapal untuk menyelamatkan para lansia. Karena kapalnya kurang, Coast Guard menghubungi kapten kapal di daerah terdekat untuk datang membawa kapal penangkap ikan dan semua jenis kapal yang bisa berangkat untuk menyelamatkan warga desa.

Sayangnya, kapal tidak bisa merapat ke bibir pantai terdekat dari desa. Kapal – kapal yang disiapkan untuk evakuasi hanya bisa bersandar di pelabuhan terdekat. Akhirnya seorang kapten kapal meminjam mobil pikap di pelabuhan dan menyetirnya sendiri untuk menjemput para warga satu per satu.

Warga desa, terutama para lansia, diangkut menggunakan truk, naik ke kapal kecil sebelum naik ke kapal ikan yang lebih besar hingga semuanya berhasil diselamatkan ke pelabuhan Chuksan.

Seorang warga berusia 90 tahun lebih mengatakan kalau bukan karena Sugianto, kita semua sudah mati. Sang nenek sedang dalam keadaan tertidur di depan televisi ketika peringatan kebakaran itu diteriakkan, salah satunya oleh Sugianto. “Saya mendengar teriakan bahwa ada api, saya melihat ke luar dan ada Sugianto. Saya bisa menyelamatkan diri karena digendong oleh Sugianto," kata sang nenek.

Sugianto mengatakan dirinya tidak ingat bagaimana awal mula berlari bersama kepala desa ke rumah – rumah warga. Dirinya kemudian menggendong para nenek yang terbangun setelah dirinya berteriak “ppali ppali” atau berarti bergegas. Kemudian dirinya menggendong para nenek hingga turun ke tempat yang aman. “Saya sempat ketakutan ketika melihat api di luar salah satu warung, tapi saya memberanikan diri," ujar dia.

Baca Juga: Bandara Soetta Bantah Isu Kebakaran, Deputi Komunikasi Sebut Ada Pabrik Plastik yang Terbakar

Sugianto sudah bekerja sebagai nelayan di Korea Selatan sejak delapan tahun lalu menggunakan visa kerja. Sugianto sudah lancar berkomunikasi dengan warga lokal menggunakan bahasa Korea. Bahkan dirinya menilai desa tempat tinggalnya ditempati oleh orang – orang yang ramah layaknya rumah sendiri. "Korea bagus, warga desa di sini sudah seperti keluarga bagi saya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI