Viral Perangkat Desa di Bogor Diduga Minta Jatah THR Ratusan Juta ke Perusahaan

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 30 Maret 2025 | 15:36 WIB
Viral Perangkat Desa di Bogor Diduga Minta Jatah THR Ratusan Juta ke Perusahaan
Ilustrasi THR dan Sembako Gratis dari Pemerintah. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Viral di media sosial Twitter atau X kepala dan perangkat Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat minta jatah Tunjangan Hari Raya (THR) ke perusahaan. Adapun dalam surat yang beredar tunjangan tersebut akan diberikan kepada perangkat dan aparatur wilayah yang ada di Desa Klapanunggal dengan total Rp165 juta.

Mereka juga melampirkan deskripsi rencana pelaksanaan acara halal bihalal serta rincian kegunaan uang Rp165 juta di acara tersebut. Acara rencananya bakal dihadiri karangtaruna dan lembaga – lembaga desa. Pelaksanaannya pada Jumat, 21 Maret 2025 pukul 13.00 WIB sampai selesai di kantor desa.

Adapun rincian anggaran dengan total Rp165 juta terdiri dari 200 paket bingkisan masing – masing Rp150.000 dengan total Rp30 juta. Kemudian pemerintah desa juga berencana membagikan 200 THR masing – masing Rp500.000 dengan total Rp100 juta. Ditambah 200 kain sarung masing – masing Rp100.000 sehingga total Rp20 juta. Honor penceramah dan pembaca ayat suci Al – Quran masing – masing Rp1,5 juta, sewa sound system Rp2 juta, dan biaya tak terduga Rp5 juta. Rincian anggaran tersebut ditandatangani oleh Kepala Desa Ade Endang Saripudin.

Pemerintah Kabupaten Bogor memastikan telah menugaskan inspektorat untuk mengusut tuntas kasus ini.

Oknum – oknum meminta jatah THR ke perusahaan saban Lebaran hingga mengganggu iklim usaha tidak satu – dua kali terjadi. Sebelumnya juga viral di Twitter seorang pelaku usaha dimintai tunjangan hari raya oleh 15 ormas. Akun tersebut berkicau dengan menunjukkan foto 15 amplop dengan kop masing – masing ormas.

Ormas diduga Pemuda Pancasila (PP) juga menyegel sebuah pabrik yang tidak mau membayar setoran atau THR. “Tidak mau bayar uang keamanan atau THR, akhirnya pabrik disegel oleh ormas PP Selama negara masih piara ormas preman ini, jgn harap investor berani buka pabrik di negara sendiri. Banyak pengusaha RI sdh buka pabrik di Vietnam yg notabene komunis tapi keamanan usaha terjamin,” tulis akun Twitter yang membagikan video penyegelan pabrik oleh PP tersebut.

Kasus ormas yang meresahkan dunia industri memang bukan pertama kali terjadi. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani telah menerima keluhan dari Himpunan Kawasan Industri (HKI) soal hilangnya investasi senilai ratusan triliun akibat ulah dari sekelompok organisasi masyarakat atau ormas.

Rosan pun berjanji akan lebih proaktif mendekati masyarakat di sekitar kawasan industri. Dia memberikan pemahaman jika satu industri masuk, maka ekonomi masyarakat pun ikut tumbuh. Misalnya dengan membuka jasa penginapan atau penyedia makanan bagi para pelaku industri.

Sebelumnya, Ketua Umum HKI Sanny Iskandar, mengatakan aksi premanisme oleh ormas bisa bikin ekonomi Indonesia melambat karena kegagalan investasi. "Kalau dihitung semuanya, 'ngitungnya bukan cuma yang keluar, tapi yang nggak jadi masuk juga. Itu bisa ratusan T (triliun rupiah, Red)," kata Ketua Umum HKI Sanny Iskandar, ditemui usai dialog optimalisasi kawasan industri, di Jakarta pekan lalu seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Viral Momen Ibu-ibu di Palembang Protes, Antre Lama Cuma Dapat Rendang Dua Iris dari Richard Lee

Menurutnya, ormas tersebut menyebabkan gangguan keamanan, karena masuk ke kawasan industri untuk melakukan demonstrasi. Sanny menyebut, biasanya ormas tersebut meminta diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI