Income Predictor dan Debtor Insight Picu Pertumbuhan Kredit Digital di Indonesia

M Nurhadi Suara.Com
Sabtu, 29 Maret 2025 | 08:52 WIB
Income Predictor dan Debtor Insight Picu Pertumbuhan Kredit Digital di Indonesia
Ilustrasi [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Inklusi keuangan merupakan konsep fundamental dalam sistem keuangan modern yang bertujuan menjamin akses menyeluruh terhadap layanan keuangan formal bagi seluruh lapisan masyarakat. Esensinya terletak pada upaya menghilangkan berbagai hambatan ekonomi, geografis, dan sosial yang selama ini membatasi partisipasi masyarakat dalam sistem perbankan.

Di Indonesia, upaya ini telah menunjukkan perkembangan signifikan dengan pencapaian tingkat inklusi keuangan sebesar 85,10% pada tahun 2022 menurut data Bank Indonesia.

Hubungan simbiosis antara inklusi keuangan dan penilaian kredit menciptakan dampak positif yang multi-dimensional. Dari perspektif akses pembiayaan, credit score yang baik secara nyata meningkatkan peluang persetujuan pinjaman hingga 78% untuk nasabah dengan skor 1-2. Di sisi stabilitas sistem keuangan, penerapan penilaian kredit yang akurat telah berhasil menekan angka kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,89% pada tahun 2023.

Tantangan pengembangan sistem ini tidak bisa diabaikan. Survei OJK tahun 2023 mengungkapkan bahwa 47% pelaku UMKM masih belum sepenuhnya memahami konsep credit score. Selain itu, keterbatasan data alternatif untuk masyarakat tanpa riwayat kredit formal menjadi kendala yang perlu diatasi. Berbagai inisiatif telah dikembangkan sebagai solusi, termasuk pemanfaatan teknologi finansial dengan model scoring inovatif yang mempertimbangkan pola pembayaran rutin seperti tagihan listrik dan air.

Dampak ekonomi dari sinergi inklusi keuangan dan sistem penilaian kredit yang baik telah dibuktikan melalui berbagai studi. Bank Dunia mencatat bahwa peningkatan 10% inklusi keuangan yang didukung sistem scoring efektif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,4-0,6% per tahun. Efek pengganda ini terutama dirasakan melalui perluasan akses pembiayaan bagi sektor UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian.

Memahami hal ini, Credit Bureau Indonesia (CBI) memberikan inisiasi baru dalam mendorong inovasi dan inklusi keuangan dengan meluncurkan Income Predictor dan Debtor Insight – dua solusi terobosan yang dirancang untuk meningkatkan akurasi penilaian kredit, memitigasi risiko penipuan, serta memperluas akses terhadap pinjaman yang aman dan bertanggung jawab di seluruh Indonesia.

Didukung oleh teknologi kecerdasan buatan (AI), produk ini memberikan wawasan kredit yang berkualitas dan dapat langsung diterapkan oleh lembaga keuangan serta penyedia layanan pinjaman berbasis fintech. Dengan solusi ini, lembaga keuangan dapat menjangkau konsumen yang masih minim akses ke layanan perbankan, termasuk mereka yang memiliki sedikit atau bahkan tanpa riwayat kredit, sambil tetap mematuhi regulasi keuangan di Indonesia.

Income Predictor: Meningkatkan Akurasi Prediksi Pendapatan
Income Predictor dari CBI menggunakan analisis canggih untuk memperkirakan tingkat pendapatan dengan akurat, bahkan bagi peminjam yang memiliki riwayat kredit terbatas. Model ini mampu memberikan prediksi rentang pendapatan mulai dari Rp2,5 juta hingga lebih dari Rp10,5 juta, sehingga lembaga keuangan dapat:

Menawarkan pinjaman yang dipersonalisasi dengan manajemen risiko yang lebih baik; Menyesuaikan jumlah pinjaman dan suku bunga berdasarkan kondisi keuangan peminjam yang sebenarnya.

Baca Juga: Target 90 Persen Inklusi Keuangan Meleset, Apa Strategi Selanjutnya?

Mengurangi kredit macet dan meningkatkan kesehatan portofolio; Meminimalkan risiko kredit bagi peminjam berisiko tinggi sekaligus memperluas akses ke kredit yang lebih aman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI