Suara.com - PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp1 triliun melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur CBDK Markus Kusumaputra menyatakan bahwa buyback ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai 27 Maret hingga 26 Juni 2025.
“Perseroan telah menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk untuk melaksanakan buyback saham melalui perdagangan di BEI selama periode tersebut,” terang Markus dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (28/3/2025).
Dia menjelaskan bahwa buyback akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar sesuai dengan kondisi pasar. Kebijakan ini mengacu pada Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-17/D.04/2025 tertanggal 18 Maret 2025, yang memungkinkan perusahaan terbuka melakukan buyback dalam kondisi pasar berfluktuasi secara signifikan.
Pada 2024, CBDK mencatatkan laba bersih Rp924,75 miliar, tumbuh 59,84% dibandingkan Rp578,54 miliar pada 2023. Kenaikan ini membuat laba per saham naik dari Rp113,40 menjadi Rp181,25 sepanjang tahun lalu.
Perseroan juga membukukan pendapatan bersih Rp2,24 triliun, meningkat 15,13% dari Rp1,95 triliun pada 2023. Pendapatan tersebut mayoritas berasal dari penjualan tanah dan bangunan senilai Rp2,24 triliun, yang tumbuh 15,31% YoY. Sementara itu, pendapatan dari sewa lahan mencapai Rp1 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar Rp6,17 miliar.
Di tengah pertumbuhan pendapatan, beban pokok juga naik 1,03% YoY menjadi Rp976,61 miliar. Meski demikian, CBDK tetap mencatatkan laba kotor Rp1,27 triliun, atau naik 28,93% secara tahunan.
Hingga akhir 2024, CBDK memiliki kas dan setara kas Rp3,45 triliun, melonjak 1.101,25% YoY dari sebelumnya hanya Rp287,85 miliar. Total aset perseroan juga meningkat 11,60% menjadi Rp19,08 triliun.
Dari sisi struktur keuangan, ekuitas tumbuh 8,42% YoY menjadi Rp8,32 triliun, sedangkan liabilitas naik 14,20% YoY menjadi Rp10,75 triliun. Perseroan juga mencatatkan marketing sales Rp2,1 triliun sepanjang 2024.
Presiden Direktur CBDK Steven Kusumo mengatakan bahwa strategi pengembangan Central Business District (CBD) PIK2 telah memberikan dampak positif bagi perusahaan.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,93 Triliun
“CBD PIK2 semakin menarik minat investor lokal maupun internasional, termasuk institusi pendidikan. Fokus strategis kami dalam mengembangkan kawasan ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan,” ujar Steven.