Informasi saja, perusahaan multinasional tersebut mengklaim bahwa pada tahun 2024 telah mengurangi emisi karbon sebesar 20,38 persen dibandingkan pada 2018. Kolaborasi, misalnya dengan pemasok bahan baku dan distributor, menjadi pendekatan utama Nestlé untuk mengurangi emisi.
Salah satu strategi adalah Landscape Initiative di mana Nestlé bekerjasama dengan petani kelapa sawit, memastikan kelapa sawit diproduksi tanpa deforestasi.
Strategi lain adalah RegenTa, bagian dari Nescafe Plan 2030, yang bertujuan mendorong praktik keberlanjutan di 2.000 petani kopi Lampung.
Dalam upaya mengurangi limbah plastik, Nestlé mencatat penurunan penggunaan plastik virgin sebesar 21,3 persen sejak 2018 secara global. Langkah lain yang dilakukan adalah mendirikan TPS3R Baraya Runtah di Karawang untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga yang dikirim ke TPA.
Fasilitas ini mengelola sekitar 4,8 ton sampah per hari dari 4.000 rumah tangga. Di sektor energi, Nestlé menyatakan bahwa 95,3 persen listrik yang digunakan di fasilitas manufakturnya secara global telah bersumber dari energi terbarukan. Nestlé menargetkan penurunan emisi 50 persen pada 2030 dan net zero pada 2050.