Suara.com - AirNav Indonesia mengingatkan masyarakat untuk tidak asal untuk menerbangkan balon udara dalam momen Hari Raya Lebaran. Pasalnya, balon udara bisa menggangu jalannya penerbangan pesawat selama mudik lebaran.
Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro mengatakan, kekikinan balon udara liar masih menjadi momok penggangu pesawat saat terbang. Apalagi, ketika balon udara tersebut berada di ketinggian 330 meter di atas permukaan laut yang mana itu merupakan jalur pesawat yang melintas.
Dia memaparkan, sepanjang tahun 2024, AirNav menadaptkan 50 laporan balon udara liar yang menggangu penerbangan.
"Jadi di atas level 330 meter, 370 meter. Sehingga ini merupakan melewati jalur pesawat udara dan ini merupakan hal yang sangat berbahaya bagi penerbangan," ujar Setio dalam konferensi pers di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, yang dikutip Rabu (26/3/2025).
Untuk mengakomodir tradisi balon udara masyarakat, AirNav Indonesia juga menggelar festival balon udara, di mana masyarakat dengan bebas menerbangkan balon udara. Terdapat dua lokasi Festival Balon Udara tersebut yaitu, Wonosobo dan Kertek, Jawa Tengah, dan Pekalongan.
Setio menyebut, lokasi tersebut dipilih karena sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat, sehingga tak menggangu ruang udara.
"Tapi berdasarkan data kami, justru di festival itu biasanya balon udara liar malah lebih terkendali," katanya.
Setio menuturkan, ada klasifikasi khusus bagi masyarakat yang ingin ikut dalam festival balon udara tersebut. Misalnya, balon udara memiliki warna yang mencolok, memiliki 3 tali tambatan, dan dilengkapi dengan panji-panji terhadap tali, sehingga bisa terlihat
Selanjutnya, bentuk balon udara tidak bulat atau oval dan jumlahnya lebih dari satu. Kemudian, dimensi balon udara maksimal 4 meter x 4 meter x 7 meter, serta tingginya maksimal 4 meter dan ketinggian balon udara setelah diterbangkan maskismal 150 meter.
Baca Juga: Puncak Arus Mudik Lebaran Penumpang Pesawat Terjadi Hari Ini
Pergerakan Pesawat Naik
AirNav Indonesia membidik pergerakan pesawat selama mudik lebaran naik 5 persen dibandingkan periode tahun lalu. Sedangkan, puncak arus mudik lebaran penumpang pesawat akan terjadi pada Rabu ini, 26 Maret 2025.
"Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada tanggal 26 Maret untuk arus mudik dan puncak arus balik di tanggal 6 April," ujar Direktur Utama AirNav Indonesia Avirianto Suratno.
Avirianto memaparkan, rata-rata harian pergerakan pesawat selama mudik lebaran mencapai 4.095 pergerakan, yang terdiri dari 2.253 pesawat keberangkatan dan 2.263 pesawat kedatangan. Kemudian, hingga H-7 Lebaran atau pada Senin kemarin, pergerakan pesawat domestik dan internasional telah mencapai 4.516 pergerakan di 60 Bandar Udara (Bandara).
Pada periode itu, terdapat 10 Bandara yang mengalami lonjakan pergerakan pesawat, yang diantaranya, Soekarno Hatta mencapai 1.054 pesawat, Bandara Juanda Surabaya mencapai 296 pesawat, BandarabSultan Hasanuddin Makassar mencapai 235 pesawat.
Selanjutnya, Bandara Denpasar mencapai 358 pesawat, Bandara Balikpapan mencapai 172 pesawat, Bandara Kualanamu mencapai 160 pesawat, Bandara Halim Perdana Kusuma sebanyak 152 pesawat, dan Bandara Pekanbaru 104 pesawat.
Aviriato menambahkan, AirNav Indonesia membuka posko mudik lebaran selama 24 jam di 60 lokasi kantor cabang AirNav. Selain itu, AirNav juga membuka layanan operasional 24 jam untuk Bandara tertentu.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mencatat adanya peningkatan jumlah penumpang angkutan udara domestik selama periode arus mudik Lebaran 2025. Peningkatan ini sejalan dengan kebijakan penurunan harga tiket pesawat ekonomi domestik sebesar 13-14 persen, yang berlaku selama 15 hari, yakni untuk penerbangan dari 24 Maret hingga 7 April 2025, dengan periode pembelian tiket mulai 1 Maret hingga 7 April 2025.
Berdasarkan laporan harian Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2025, pergerakan penumpang angkutan udara domestik pada 24 Maret 2025 atau H-7 mencapai 200.401 penumpang, meningkat 7,7 persen dibandingkan tahun 2024. Secara kumulatif, total penumpang domestik dari 21 Maret hingga 24 Maret 2025 atau H-10 hingga H-7 mencapai 722.439 penumpang, meningkat 9,3 persen dibandingkan tahun lalu.