Suara.com - Pemerintah Irlandia telah memperingatkan bahwa negara itu bisa kehilangan hingga 80.000 pekerjaan jika Donald Trump melancarkan perang dagang dengan Uni Eropa.
Menteri keuangan Irlandia, Paschal Donohoe, mengatakan bahwa estimasi pekerjaan tersebut mewakili hampir setengah dari tenaga kerja di sektor multinasional Irlandia. Hal ini diharapkan menjadi target presiden AS sebagai bagian dari upaya untuk memulangkan pekerjaan dan pajak.
"Dalam skenario terburuk, sangat mungkin bahwa antara 50.000 dan 80.000 pekerjaan yang seharusnya tercipta atau dipertahankan dalam perekonomian bakal hilang,"dilansir The Guardian, Selasa (25/3/2025).
Pemerintah Irlandia juga menanggapi klaim oleh menteri perdagangan AS, Howard Lutnick, bahwa Irlandia menjalankan "penipuan pajak". Menteri perusahaan Irlandia, Peter Burke, mengatakan Lutnick, yang sebelumnya menggambarkan surplus perdagangan barang Irlandia dengan AS sebagai "omong kosong", salah.
“Kami memiliki perjanjian bilateral terbanyak, perjanjian pajak sebagai bagian dari UE juga. Jadi kami sama sekali tidak memiliki penipuan pajak di negara ini. Kami sangat jelas dalam hal transparansi,” katanya.
Padahal negara tersebut telah memimpin Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi yang merevisi perjanjian pajak yang meningkatkan tarif pajak perusahaan Irlandia dari 12,5% menjadi 15%.
“Kami harus mencoba dan memperbaiki banyak penipuan pajak ini. Irlandia adalah favorit saya. Negara Irlandia tahun lalu memiliki surplus anggaran sebesar 60 miliar dollar AS. Jadi Amerika kehilangan 2 triliun dollar AS dan mereka menghasilkan 60 milliar dollar AS” katanya, yang secara signifikan meningkatkan surplus aktual Irlandia.
Pada tahun 2024, Irlandia mencatat surplus sebesar 25 miliar Euro yang mencakup rejeki nomplok pajak Apple yang “transformasional” sebesar 14 miliar euro. Data resmi pemerintah menunjukkan Irlandia tahun lalu mengalami defisit perdagangan dengan AS hampir 93 miliar dollarAS jika barang dan jasa diperhitungkan. Defisit tersebut mencakup surplus perdagangan barang sekitar 70 miliar Euro tetapi defisit jasa sebesar 163 miliar Euro.
Trump telah mengatakan akan memberlakukan tarif terhadap UE pada 2 April, yang ia gambarkan sebagai "hari pembebasan". Dalam pertemuan dengan taoiseach Irlandia di Ruang Oval dua minggu lalu, ia menegaskan bahwa Irlandia menjadi sasarannya, dengan menunjuk perusahaan farmasi AS yang beroperasi di Irlandia, termasuk Pfizer dan Eli Lilly.
Baca Juga: Ikuti Cara Trump, Inggris Mulai PHK 10 Ribu PNS untuk Hemat Anggaran
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan tuduhan keras terhadap Irlandia atas dugaan pencaplokan industri farmasi AS. Pernyataan ini memberikan pukulan bagi Perdana Menteri Irlandia, Micheál Martin, yang mengunjungi Gedung Putih dalam rangka perayaan Hari St. Patrick.