Pengamat: IHSG Melemah Bukan Karena Danantara

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 24 Maret 2025 | 19:27 WIB
Pengamat: IHSG Melemah Bukan Karena Danantara
Kepala BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani/(Suara.com/Achmad Fauzi).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengumuman pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), menurut Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto, bukan penyebab pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (24/3/2025).

Hal ini ia sampaikan setelah IHSG ditutup melemah 96,96 poin atau 1,55 persen ke posisi 6.161,22 pada perdagangan Senin (24/3). Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,00 poin atau 1,59 persen ke posisi 681,02.

“Saya rasa pengumuman struktur lengkap Danantara bukan menjadi faktor pelemahan IHSG hari ini, karena menurut saya nama-nama team management Danantara cukup diisi oleh profesional yang memiliki pengalaman yang memadai,” ujar Rully kepada ANTARA.

Menurut dia, pelemahan indeks saham Tanah Air hari ini lebih dipengaruhi pesimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini. “Memang hari ini lebih banyak saham-saham yang cenderung spekulatif yang menyebabkan pelemahan indeks. Sementara saham-saham yang terkait Danantara hari ini mengalami penguatan, seperti BMRI dan BBRI,” jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan ekonom dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee mengatakan IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah di tengah pelaku pasar bersikap 'wait and see' terhadap data ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Pekan depan pelaku pasar menantikan data produk domestik bruto (PDB) AS yang diperkirakan turun menjadi 2,3 persen dari sebelumnya 3,1 persen. Selain itu pelaku pasar menantikan data Price Consumer Index (PCE) Inti AS," ujar Hans.

Ia menjelaskan, pasar keuangan mendapatkan sentimen positif setelah komentar dari Presiden AS Donald Trump yang memberikan harapan bahwa tarif yang diumumkan sebelumnya dan dijadwalkan mulai berlaku awal April 2025 mungkin tidak seberat yang dikhawatirkan.

Meski begitu, Ia menyebut meskipun The Fed mempertahankan suku bunga, tetapi terbuka peluang terjadi dua kali pemotongan bunga pada tahun ini. Lanjutnya, kabar positif lain datang dari Jerman dimana parlemen menyetujui reformasi fiskal.

Pasar keuangan Asia Tenggara justru kehilangan daya tariknya akibat masalah spesifik masing-masing negara. Tetap penurunan di seluruh Asia Tenggara telah memicu rekomendasi beli.

Baca Juga: Janji Palsu dan Skandal Thaksin Shinawatra Saat Kuasai Manchester City

Valuasi yang murah setelah sell-off minggu ini membuat investor global mulai mengkalkulasi kembali Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI