Pergerakan modal asing ini berdampak pada peningkatan premi risiko investasi di Indonesia. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 20 Maret 2025 tercatat sebesar 88,51 basis poin (bps), naik dibandingkan dengan 14 Maret 2025 yang sebesar 81,20 bps. Kenaikan CDS ini mengindikasikan bahwa investor memandang risiko investasi di Indonesia semakin tinggi.
"BI terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujar Denny, seorang pejabat Bank Indonesia.
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab keluarnya modal asing dari pasar keuangan Indonesia. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global, yang dipicu oleh berbagai isu seperti inflasi, kenaikan suku bunga di negara-negara maju, dan tensi geopolitik. Kondisi ini mendorong investor untuk mencari aset yang dianggap lebih aman.
Selain itu, faktor domestik juga turut mempengaruhi arus modal asing. Ketidakpastian kebijakan, kondisi pasar keuangan domestik, dan sentimen negatif dari investor dapat memicu keluarnya modal dari Indonesia.
Keluarnya modal asing dapat memberikan dampak negatif terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Ketika investor asing menjual aset-aset mereka dan menarik modal dari Indonesia, permintaan terhadap rupiah menurun, yang pada akhirnya dapat melemahkan nilai tukar mata uang tersebut.
Selain itu, keluarnya modal asing juga dapat mempengaruhi likuiditas di pasar keuangan domestik. Penjualan aset oleh investor asing dapat mengurangi likuiditas, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi suku bunga dan ketersediaan kredit.