Asing "Mudik" Duluan, Gondol Uang Triliunan dari RI

Senin, 24 Maret 2025 | 14:31 WIB
Asing "Mudik" Duluan, Gondol Uang Triliunan dari RI
Pengunjung melhat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arus dana asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) dari pasar keuangan domestik Indonesia pada pekan lalu. Aksi outflow (arus keluar) ini terjadi selama dua pekan berturut-turut, didominasi oleh penjualan di pasar saham.

Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa investor asing telah menarik dana triliunan rupiah dari Indonesia, seolah "mudik duluan" sebelum periode mudik Lebaran yang biasanya terjadi.

Berdasarkan data transaksi yang dirilis oleh BI pada tanggal 17-20 Maret 2025, investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp4,25 triliun. Rinciannya, terjadi jual neto sebesar Rp4,78 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp1,20 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan jual neto sebesar Rp0,67 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Secara kumulatif, sepanjang tahun 2025 hingga tanggal 20 Maret 2025, investor asing tercatat telah melakukan jual neto sebesar Rp28,10 triliun di pasar saham. Namun, di sisi lain, mereka juga mencatatkan beli neto sebesar Rp23,87 triliun di pasar SBN dan Rp8,58 triliun di SRBI.

Aksi jual bersih yang signifikan di pasar saham ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi dampak terhadap stabilitas pasar keuangan Indonesia. Penarikan dana asing dalam jumlah besar dapat memicu volatilitas pasar saham dan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Meskipun demikian, pembelian neto di pasar SBN dan SRBI menunjukkan bahwa investor asing masih memiliki minat pada instrumen keuangan tertentu di Indonesia.

Fenomena "mudik duluan" oleh investor asing ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sentimen pasar global, ekspektasi kebijakan moneter di negara-negara maju, dan kondisi ekonomi domestik. Ketidakpastian global, seperti potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, dapat mendorong investor untuk menarik dana dari pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Selain itu, faktor-faktor domestik seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas politik juga dapat mempengaruhi keputusan investasi asing. Investor asing cenderung lebih berhati-hati dalam berinvestasi di negara-negara dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.

Bank Indonesia terus memantau perkembangan arus modal asing dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan. BI juga berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memastikan bahwa kondisi ekonomi makro Indonesia tetap kondusif bagi investasi asing.

Meskipun terjadi outflow dana asing, pasar SBN dan SRBI masih mencatatkan pembelian neto, hal ini mengindikasikan bahwa kepercayaan investor asing terhadap fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga.

Baca Juga: Investor Lokal Resah, Luhut Bicara Kondisi Ekonomi Terkini

Namun, pemerintah dan otoritas terkait perlu mewaspadai adanya tren outflow di pasar saham. Perlunya menjaga stabilitas ekonomi makro dan menjaga kepercayaan investor asing dengan kebijakan yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI