Sri Mulyani Ungkap Realisasi Anggaran Diskon Listrik Capai Rp13,6 Triliun

Senin, 24 Maret 2025 | 12:36 WIB
Sri Mulyani Ungkap Realisasi Anggaran Diskon Listrik Capai Rp13,6 Triliun
Petugas memeriksa meteran listrik di Rumah Susun Benhil 2, Jakarta, Selasa (7/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa realisasi sementara anggaran untuk pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada Januari dan Februari 2025 mencapai Rp13,6 triliun.

Insentif ini diberikan kepada pelanggan PLN dengan daya listrik 2.200 volt ampere (VA) atau lebih rendah.

"Total realisasi sementara anggaran untuk pemberian diskon listrik sebesar Rp13,6 triliun," kata Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya @smindrawati pada Senin (24/3/2025).

Menurut catatan Sri Mulyani, program diskon ini dinikmati oleh 71,1 juta pelanggan pada Januari dan 64,8 juta pelanggan pada Februari. Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.

"Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat. Semoga dengan konsumsi masyarakat terjaga, momentum pertumbuhan ekonomi juga bisa terus berjalan," ujar Sri Mulyani.

Dampak positif dari program diskon tarif listrik ini terlihat pada terkendalinya inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Februari 2025.

Sebelumnya, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa deflasi ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak Maret 2000. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi deflasi ini adalah diskon tarif listrik 50 persen untuk pemakaian Januari dan Februari 2025.

"Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 9,02 persen yoy, sehingga memberikan andil atau kontribusi terhadap nilai deflasi tahunan sebesar 1,77 persen," jelas Amalia.

Meskipun komponen inti dan komponen bergejolak (volatile) masih mengalami inflasi, secara keseluruhan inflasi Indonesia tetap terkendali pada angka yang rendah. Komponen inti, misalnya, masih mengalami inflasi sebesar 2,48 persen yoy.

Baca Juga: Pemudik Mobil Listrik Bisa Gunakan SPKLU Mobile Jika Habis Daya di Tengah Jalan

Amalia juga menambahkan bahwa meskipun ekonomi Indonesia mengalami deflasi, daya beli masyarakat masih relatif terjaga. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah, termasuk program diskon tarif listrik, memberikan dampak positif dalam menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI