“Kita buat biogas, investasi awal tentu akan besar tapi dalam jangka panjang kita akan mengurangi penggunaan BBM di seluruh aktivitas kebun kita, baik untuk operasional pabrik maupun penerangan pakai BBM. Dengan pengembangan Biogas Power Plant yang dikoneksikan dengan BioCNG pasti dalam jangka panjang ada manfaatnya,” kata Luwy menambahkan.
Penggunaan BBM untuk aktivitas distribusi dan pengangkutan di perkebunan kelapa sawit TSE Group juga akan dikurangi dengan penggunaan mobil listrik (electric vehicle (EV)). Saat ini uji coba penggunaan electric vehicle sudah dilakukan di beberapa titik di wilayah perkebunan TSE Group.
“Saat ini masih dalam tahap awal, kita uji coba dengan menggunakan pengganti dari yang konvensional jadi EV. Kita berharap seiring berjalannya waktu, teknologinya akan semakin maju sehingga mimpinya sebagian besar alat yang kita pakai di perkebunan khususnya truk-truk diganti menjadi EV,” ujar Luwy.
Upaya untuk mencapai Net Zero Emission dalam ruang lingkup industri sawit merupakan tindakan kolektif yang melibatkan berbagai langkah penting, mulai dari transisi energi fosil ke energi terbarukan hingga daur ulang limbah kelapa sawit menjadi pupuk organik.
"Seluruh langkah ini tidak hanya membantu mengurangi limbah sawit yang sulit terurai, tetapi juga memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi yang signifikan," pungkas Luwy mengakhiri.