IHSG Tetap Melemah Jelang Penutupan Sesi I, Potensi Bakal Trading Halt Lagi?

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 24 Maret 2025 | 11:22 WIB
IHSG Tetap Melemah Jelang Penutupan Sesi I, Potensi Bakal Trading Halt Lagi?
Pengunjung melhat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren penurunannya pada perdagangan Senin (24/3/2025), bahkan sempat menunjukkan tanda-tanda akan mengalami trading halt. Pada pukul 11.18 WIB, IHSG berada di angka 6.099, melemah 2,53% dari pembukaan pasar.

Ini merupakan level terendah sejak pembukaan pasar pagi hari, sementara level tertingginya hanya mencapai 6.269,9 poin. Volume transaksi hingga pukul 10.19 WIB mencapai 5,74 miliar saham dengan nilai transaksi Rp5 triliun, dan frekuensi perdagangan sebanyak 426.817 kali.

Setidaknya 549 saham tercatat turun dan 158 saham stagnan. Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian pasar yang masih tinggi, terutama setelah IHSG turun 1,94% pada penutupan perdagangan Jumat (21/3/2025) ke level 6.258,18.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, 10 dari 11 sektor saham mengalami koreksi pada hari ini. Sektor teknologi menjadi yang terburuk dengan penurunan hingga 5%, diikuti oleh sektor barang konsumen primer yang turun 3,68% dan sektor barang baku yang turun 2,83%. Satu-satunya sektor yang berhasil menguat adalah sektor industri, dengan kenaikan tipis sebesar 0,29%.

Berdasarkan data dari RTI Business menunjukkan bahwa frekuensi perdagangan saham di bursa dalam negeri hari ini mencapai 1,27 juta kali transaksi. Total saham yang berpindah tangan pada hari ini mencapai 21,66 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp21,69 triliun.

Sedangkan dari total saham yang diperdagangkan, setidaknya 476 saham ditutup melemah, 187 saham stagnan, dan hanya 135 saham yang berhasil menguat.

Top Loser dan Top Gainer

Emiten saham berkode FORU menjadi top loser hari ini setelah harganya ambles 25%, disusul oleh HITS dan OBMD yang masing-masing turun 23,84% dan 22,11%. Di sisi lain, emiten berkode BINO menjadi top gainer dengan kenaikan 34,35%, diikuti oleh RONY dan POLU yang masing-masing naik 25% dan 24,70%.

Tekanan pada IHSG sejalan dengan kinerja bursa saham kawasan Asia yang mayoritas parkir di zona merah. Indeks Nikkei turun 0,20% ke 37.677,06, indeks Hang Seng turun 2,19% ke 23.689,72, indeks Shanghai turun 1,29% ke 3.364,83, dan indeks Strait Times turun 0,10% ke 3.926,45. Kondisi ini menunjukkan sentimen negatif global yang turut memengaruhi pasar domestik.

Baca Juga: Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS: Dongkrak Kepercayaan Investor, Efek Jangka Pendek?

Potensi Trading Halt

Dengan penurunan yang cukup dalam, IHSG berpotensi mengalami trading halt jika tekanan jual terus berlanjut. Trading halt adalah mekanisme penghentian sementara perdagangan saham untuk mencegah kepanikan pasar dan memberikan waktu bagi investor untuk mengevaluasi situasi.

Mekanisme ini biasanya diterapkan ketika indeks turun lebih dari 5% dalam satu hari perdagangan. Jika IHSG kembali mendekati level kritis, otoritas bursa mungkin akan mempertimbangkan untuk menghentikan sementara perdagangan guna mencegah kerugian yang lebih besar.

BNI Sekuritas, dalam kajian hariannya, menekankan, IHSG hari ini berpotensi teknikal rebound setelah FTSE rebalancing di Jumat lalu. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, BBNI, BMRI, BRMS, dan TLKM.

IHSG hari ini memiliki support di angka 6150-6200 dan resistan di  6300-6400. Saham rekomendasi hari ini diantaranya,  AMRT, PTRO, ISAT, BRMS, BBCA, dan BBNI

Penurunan IHSG hari ini mencerminkan ketidakpastian pasar yang tinggi, baik dari faktor domestik maupun global. Dengan mayoritas sektor saham terkoreksi dan tekanan jual yang masih kuat, investor perlu waspada terhadap potensi trading halt di akhir sesion. Meski demikian, beberapa saham masih menunjukkan kinerja positif, memberikan sedikit harapan di tengah sentimen negatif yang mendominasi pasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI