THR Cepat Ludes? Hindari 7 Kesalahan yang Bikin Cepat Habis Sebelum Lebaran

Suhardiman Suara.Com
Minggu, 23 Maret 2025 | 16:06 WIB
THR Cepat Ludes? Hindari 7 Kesalahan yang Bikin Cepat Habis Sebelum Lebaran
Ilustrasi Uang - Kesalahan yang Bikin THR Ludes Sebelum Lebaran. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tunjangan Hari Raya atau THR merupakan bonus atau tunjangan yang biasanya diberikan oleh perusahaan kepada karyawan menjelang hari raya besar, seperti Lebaran (Idul Fitri) atau Natal, tergantung agama dan kebijakan tempat kerja.

Di Indonesia, THR ini sudah diatur dalam peraturan pemerintah, tepatnya Permenaker No. 6 Tahun 2016. Di mana perusahaan diwajibkan untuk memberikan THR minimal sebesar satu bulan gaji untuk karyawan yang sudah bekerja setahun penuh. Kalau kurang dari setahun, dihitung proporsional.

Tujuan tunjangan hari raya adalah agar karyawan bisa merayakan hari raya dengan lebih nyaman, membeli kebutuhan, atau bagi-bagi ke keluarga.

Manfaat THR itu cukup banyak baik buat karyawan, keluarga, maupun perekonomian secara keseluruhan.

THR membantu karyawan untuk membeli keperluan Lebaran, seperti baju baru, makanan khas (ketupat, opor, kue kering), atau biaya mudik. Jadi, perayaan bisa lebih meriah tanpa pusing keuangan.

Buat yang jago atur uang, THR bisa jadi cadangan buat kebutuhan mendadak atau tabungan, apalagi kalau gaji bulanan biasanya pas-pasan.

Uang THR yang dibelanjakan masuk ke pasar, dari pedagang kue sampai penjual tiket mudik. Efeknya, roda ekonomi ikut berputar lebih kencang saat musim hari raya.

Ilustrasi Uang - Kesalahan yang Bikin THR Ludes Sebelum Lebaran. [Antara]
Ilustrasi Uang - Kesalahan yang Bikin THR Ludes Sebelum Lebaran. [Antara]

THR sering habis sebelum Lebaran akibat kesalahan pengelolaan yang umum dilakukan. Berikut kesalahan-kesalahan utama yang perlu dihindari:

1. Tidak membuat perencanaan anggaran

Banyak orang langsung menghabiskan THR tanpa membuat daftar prioritas atau alokasi dana yang jelas.

Padahal, pembagian ke dalam kategori kebutuhan pokok 50 persen, keinginan 30 persen, dan tabungan 20 persen bisa mencegah pemborosan. Tanpa anggaran terperinci, uang mudah teralokasi untuk hal tidak penting.

2. Belanja impulsif karena diskon

Godaan promo dan tawaran menarik sering membuat banyak orang membeli barang-barang tidak diperlukan.

Misalnya, membeli pakaian trendi atau gadget baru hanya karena ada diskon besar. Padahal, sebaiknya fokus pada kebutuhan pokok Lebaran, seperti bahan makanan dan transportasi mudik.

3. Menggabungkan THR dengan gaji bulanan

Kesalahan fatal adalah menggunakan tunjangan hari raya  untuk menutupi pengeluaran rutin bulanan, alih-alih memisahkannya sebagai dana khusus Lebaran. Hal ini dapat menyebabkan saldo terkikis untuk kebutuhan sehari-hari.

4. Tidak menyisihkan dana darurat

20 persen sampai 30 persen tunjangan hari raya seharusnya dialokasikan untuk tabungan atau investasi, tetapi banyak yang menghabiskan seluruhnya untuk konsumsi. Akibatnya, tidak ada cadangan untuk kebutuhan mendesak pasca-Lebaran.

5. Terpengaruh tekanan sosial

Memberi angpau berlebihan ke saudara, tetangga, teman atau mengadakan pesta mewah demi gengsi sering membuat tunjangan hari raya atau  THR cepat ludes. Padahal, silaturahmi bisa dilakukan secara sederhana tanpa harus memaksakan budget.

Ilustrasi Uang - Kesalahan yang Bikin THR Ludes Sebelum Lebaran. [Unsplash]
Ilustrasi Uang - Kesalahan yang Bikin THR Ludes Sebelum Lebaran. [Unsplash]

6. Mengabaikan utang berbunga tinggi

Bagi sebagian orang justru menggunakan tunjangan hari raya atau THR untuk belanja konsumtif sementara utang kartu kredit atau pinjaman online yang berbunga tinggi tidak dilunasi. Prioritas seharusnya membayar utang tersebut terlebih dahulu.

7. Menganggap THR sebagai uang panas

Persepsi bahwa tunjangan hari raya atau THR harus segera dihabiskan menyebabkan pemborosan tidak terkendali. Padahal, uang ini bisa dimanfaatkan untuk investasi emas atau reksadana yang bernilai jangka panjang.

Dengan menghindari tujuh kesalahan ini dan menerapkan alokasi 50-30-20 persen (kebutuhan-keinginan-tabungan), maka THR bisa bertahan lebih lama sekaligus memberikan manfaat finansial berkelanjutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI