Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga pada level 5,75%. Demikian juga suku bunga deposit facility sebesar 5 % dan suku bunga lending facility sebesar 6,5%.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2025 , Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menahan BI Rate di angka 5,75% dengan pertimbangan fokus pengendalian inflasi. Lalu untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
" Rapat Dewan Gubernur 18-19 Maret 2025 memutuskan mempertahankan BI Rate sebesar 5,75% suku bunga deposit facility sebesar 5% dan suku bunga lending facility sebesar 6,5%,"Kata Perry Warjiyo.
Kata dia,keputusan suku bunga ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sementara itu, Kredit perbankan tetap tinggi untuk mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit mencapai 10,30% (yoy) pada Februari 2025, didorong oleh sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut.
Dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK yang terus mencatatkan tren positif sejak 2025, serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan KLM.
Hingga minggu kedua Maret 2025, Bank Indonesia telah memberikan insentif KLM sebesar Rp291,8 triliun, masing-masing kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp125,7 triliun, BUSN sebesar Rp132,8 triliun, BPD sebesar Rp27,9 triliun, dan KCBA sebesar Rp5,4 triliun.
Baca Juga: Cek Jadwal Baru Penukaran Uang Baru di Pulau Jawa, Berikut Tanggal dan Waktunya