CEO Philip Morris: Keberlanjutan Menciptakan Hasil yang Positif

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 14:24 WIB
CEO Philip Morris: Keberlanjutan Menciptakan Hasil yang Positif
Chief Executive Officer Philip Morris International (PMI), Jacek Olczak.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Chief Executive Officer Philip Morris International (PMI), Jacek Olczak, menyatakan aspek keberlanjutan memiliki peran penting untuk menciptakan hasil kinerja yang positif bagi perusahaan.

PMI menerapkan sejumlah pendekatan untuk mengukur aspek keberlanjutan mulai dari bisnis, operasional, dampak ke karyawan dan para pemangku kepentingan terkait, hingga masyarakat luas.

Jacek menegaskan bahwa arah PMI terkait keberlanjutan ialah memastikan bahwa perusahaan tidak hanya sukses tahun ini dan tahun depan tetapi juga 10 hingga 20 tahun ke depan.

"Kami harus menganalisis semua metrik yang menciptakan peluang untuk kesuksesan jangka panjang," katanya ditulis Jumat (21/3/2025).

Pada aspek bisnis, PMI, yang merupakan induk perusahaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), berupaya untuk menciptakan dan menghadirkan pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan rokok bagi para perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau.

Langkah itu dilakukan lewat kehadiran produk tembakau inovatif bebas asap.

Pada aspek operasional bisnis, PMI mendorong semua unit usahanya untuk memiliki dan menggunakan energi bersih.

Pada saat bersamaan, PMI juga berupaya meminimalisir polusi air lewat efisiensi dan daur ulang dalam melakukan aktivitas usahanya.

Dia mencontohkan, Sampoerna memiliki rekam jejak manufaktur yang unggul. Sampoerna tidak hanya mempertahankan tingkat produksi tetapi juga praktik operasional yang berkelanjutan.

Baca Juga: Bos Philip Morris Beri Sinyal Indonesia Salah Satu Tujuan Utama Investasi Jangka Panjang

"Kami berinvestasi dalam teknologi hemat energi dan memastikan bahwa energi yang kami gunakan berasal dari sumber yang lebih baik. Hal yang sama berlaku untuk penggunaan air di mana kami meminimalkan polusi air dan meningkatkan efisiensi air," jelasnya.

Pria asal Polandia itu melanjutkan bahwa pada aspek sumber daya manusia (SDM) atau karyawan, PMI berinvestasi untuk membantu karyawan memahami teknologi termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Dengan cara itu, PMI memastikan karyawan mengikuti tren kemajuan teknologi sekaligus melihat peluang-peluang baru.

Secara khusus Jacek memuji Sampoerna yang saat ini telah mengirimkan sekitar 70 talenta terampil dan menjabat posisi strategis di perusahaan terafiliasi PMI di seluruh dunia.

"Mereka adalah individu-individu yang berkualifikasi tinggi, bukan pekerja tingkat pemula," paparnya.

Tidak berhenti pada karyawan, lanjut Jacek, Sampoerna menjangkau lebih jauh untuk memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat luas, termasuk pengusaha UMKM, melalui Sampoerna Retail Community (SRC) yang membina dan mendampingi lebih dari 250.000 toko kelontong di seluruh Indonesia.

Selain itu, ada juga Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang dapat membantu pengusaha UMKM mengembangkan usahanya. SETC telah mendampingi lebih dari 97.000 UMKM dari seluruh Indonesia.

"Saya percaya keberlanjutan berarti turut memastikan sumber daya manusia berkembang dengan kecepatan yang sama dengan perubahan di sekitar kita. Pada akhirnya, keberlanjutan harus masuk akal bagi bisnis. Jika tidak, keberlanjutan tidak akan bertahan lama," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, menambahkan bahwa pilar kedua Falsafah Tiga Tangan yang dipegang teguh oleh Sampoerna ialah memberikan manfaat bagi karyawan, mitra bisnis, dan pemegang saham.

Berpijak pada falsafah itu, Sampoerna tidak hanya membantu karyawan berkembang tetapi juga seluruh rantai pasok perusahaan ikut tumbuh.

"Di Sampoerna, kami bermitra dengan 22.000 petani tembakau dan cengkih, dan kami mengelola seluruh rantai pasokan, hingga apa yang baru saja disebutkan oleh Jacek Olczak, yakni SRC, yang berada di garis depan. Ini adalah inti dari bisnis kami. Sampoerna secara langsung atau tidak langsung mempekerjakan lebih dari 90.000 orang," jelasnya.

Ivan menjelaskan bahwa Sampoerna juga meraih sertifikat Top Employer di Indonesia selama tujuh tahun berturut-turut.

Ia menyebutkan bahwa Sampoerna memiliki program untuk merekrut karyawan dan membantu mereka berintegrasi ke dalam budaya perusahaan.

Selanjutnya, perusahaan fokus mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan, dengan penekanan pada pengajaran keterampilan masa depan.

"Untuk memfasilitasi hal ini, kami mengirim karyawan kami untuk bekerja di luar Indonesia guna berkontribusi pada perusahaan induk kami, PMI. Saat ini, kami memiliki sekitar 70 orang yang bekerja di afiliasi PMI, dan kami juga mendatangkan orang-orang dari seluruh dunia ke Sampoerna untuk berbagi pengetahuan," jelasnya.

Ivan melanjutkan bahwa Sampoerna juga membantu karyawan yang hendak memasuki masa pensiun dengan pelatihan termasuk cara merintis usaha.

Berkat program itu, banyak karyawan Sampoerna khususnya para pelinting atau ibu-ibu yang bekerja di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) mampu membuka usaha setelah pensiun.

"Ini bukan hanya tentang bekerja dengan kami. Saat karyawan kami akan pensiun, kami membimbing Anda untuk terus maju dan berkembang, baik sebagai karyawan maupun pengusaha UMKM. Komitmen kami mencakup dari petani hingga masyarakat. Inilah cara Sampoerna berkontribusi bagi Indonesia," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI