Sebelum memiliki pabrik di Kawasan Industri Candi, Semarang, Harjanto Halim memulai Marimas dari skala industri rumah tangga. Saat itu, dia ingin menawarkan minuman kemasan alternatif di tengah mulai masifnya produk – produk minuman manis.
Kini, 30 tahun berlalu, Marimas menawarkan puluhan rasa. Pionirnya, rasa mangga, jeruk, dan jambu biji yang tetap eksis hingga sekarang. Ada juga varian rasa baru seperti cincau dan black currant.
Tak hanya berbisnis, Harjanto juga terkenal dengan segudang kegiatan sosial. Dia aktif dalam perkumpulan sosial budaya Tionghoa di Semarang, Boen Hiang Tong atau Rasa Dharma Semarang. Organisasi ini berusaha memperkenalkan tradisi Tionghoa secara lebih inklusif. Perkumpulan ini kerap menyelenggarakan acara masak bersama kudapan Tionghoa, belajar alat musik Tionghoa, juga belajar memainkan wayang potehi yang merupakan kesenian khas Tionghoa.
Kegiatan sosial di komunitas ini kemudian diadopsi Harjanto Halim saat memimpin Marimas. Mereka tak sekadar memproduksi minuman kemasan, namun juga datang ke sekolah – sekolah untuk berkegiatan sosial. Pada pertengahan 2024 misalnya, Marimas mengunjungi SDN 2 Sidorekso Kudus. Bersama para siswa, mereka mengolah sampah plastik menjadi ecobrick.
Marimas juga memiliki program Factory Tour untuk siswa sekolah dari level SD – SMA, organisasi, komunitas, maupun masyarakat umum. Selain belajar mengenai operasional pabrik, dengan Factory Tour masyarakat umum juga bisa melihat proses pembuatan Marimas.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni