BI Tahan Suku Bunga Buat Ciptakan Lapangan Kerja, Ini Pertimbangannya

Rabu, 19 Maret 2025 | 15:13 WIB
BI Tahan Suku Bunga Buat Ciptakan Lapangan Kerja, Ini Pertimbangannya
Bank Indonesia umumkan suku bunga
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga pada  level 5,75%. Demikian juga  suku bunga deposit facility sebesar 5 % dan suku bunga lending facility sebesar 6,5%.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2025 , Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menahan BI Rate di angka 5,75% dengan pertimbangan fokus pengendalian inflasi. Lalu untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

" Rapat Dewan Gubernur 18-19 Maret  2025 memutuskan mempertahankan  BI Rate sebesar 5,75% suku bunga deposit facility sebesar 5% dan suku bunga lending facility sebesar 6,5%,"Kata Perry Warjiyo di Gedung BI, Rabu (19/3/2025).

Kata dia,keputusan suku bunga ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Ke depan BI akan mengarahkan kebijakan monter menjaga inflasi dalam sasarannya dan nilai tukar Rupiah sesuai fundamental dengan mencermati ruang dorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan dinamika yang terjadi dan nasional," jelasnya.

Lanjutnya, keputusan ini konsisten untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam negeri maupun global.

" Turut mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan penciptaan lapangan kerja sejalan dengan program asta cita pemerintah" jelasnya.

Serta BI mengoptimalkan instrumen pro market baik sisi volume maupun daya tarik imbal hasil guna kebijakan moneter. Lalu Pendalaman pasar uang dan mendorong portofolio asing.

Tidak hanya itu, ia menilai ketidakpastian ekonomi global tetap tinggi akibat kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang makin meluas.

Baca Juga: Cek Layanan Operasional Bank Indonesia saat Lebaran

"Kebijakan tarif impor berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi yang lambat sementara laju penurunan inflasi tidak secepat yang diperkirakan. Eropa, Jepang, India telah terkena dampak di tengah permintaan domestik yang belum meningkat akibat ekspor yang melambat," kata Perry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI