Lukman menjelaskan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan penurunan IHSG dan pelemahan rupiah antara lain kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi, defisit anggaran, penurunan peringkat saham, serta isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani. Selain itu, dolar AS juga masih menunjukkan kekuatan yang signifikan didukung oleh data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan.
Data terbaru menunjukkan bahwa pembangunan perumahan AS naik menjadi 1,5 juta unit dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,38 juta unit. Sementara itu, izin perumahan mencapai 1,456 juta unit, melampaui ekspektasi 1,450 juta unit. Produksi industri AS juga tumbuh 0,7%, lebih tinggi dari prediksi 0,2%, dan sektor manufaktur naik 0,9%, mengalahkan estimasi 0,3%.
“Meskipun indeks dolar AS terpantau turun akibat penguatan euro setelah parlemen Jerman menyetujui kenaikan belanja negara, dolar AS sebenarnya masih kuat. Hal ini didukung oleh data manufaktur dan perumahan AS yang lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, sentimen domestik masih lemah akibat aksi sell off di pasar saham,” ujar Lukman.
Proyeksi Kurs Rupiah
Berdasarkan berbagai faktor tersebut, Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak dalam kisaran Rp16.400-Rp16.550 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, rupiah tercatat melemah sebesar 87 poin atau 0,53% menjadi Rp16.515 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.428 per dolar AS.
Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan hasil Rapat Dewan Gubernur BI sore ini, terutama pernyataan terkait kondisi ekonomi domestik dan global. Selain itu, sentimen pasar yang masih dipengaruhi oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dan defisit anggaran juga perlu menjadi perhatian.
Dengan kondisi yang masih fluktuatif, pasar keuangan Indonesia diharapkan dapat mencatat pemulihan seiring dengan langkah-langkah stabilisasi yang diambil oleh otoritas terkait.