Apa Itu IHSG? Anjloknya Bikin Heboh, Tapi Prabowo Dulu Cuek Saja: Rakyat Desa Nggak Punya Saham!

Riki Chandra Suara.Com
Selasa, 18 Maret 2025 | 17:47 WIB
Apa Itu IHSG? Anjloknya Bikin Heboh, Tapi Prabowo Dulu Cuek Saja: Rakyat Desa Nggak Punya Saham!
Latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan. [Dok. Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan. Bahkan, mencapai angka 7 persen pada perdagangan hari ini, Selasa (18/3/2025).

Anjloknya IHSG ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk analis pasar modal yang menyoroti berbagai faktor penyebab, baik dari dalam maupun luar negeri.

Analis dari Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Adi, menilai bahwa kebijakan pemerintah dapat memengaruhi kepercayaan investor terhadap pasar saham. Ia menekankan bahwa pemerintah seharusnya memastikan regulasi yang dikeluarkan tidak menimbulkan ketidakpastian di pasar.

"Diharapkan pemerintah dan regulator dapat menciptakan kondisi yang lebih kondusif guna menjaga kepercayaan investor, terutama terkait kebijakan yang berdampak langsung terhadap perekonomian," ujar Oktavianus, dikutip dari Suara.com.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bersama Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun dan anggota Komisi XI DPR RI lainnya, serta Direktur Utama BEI Iman Rachman, dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif OJK Inarno Djajadi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025) [Dok. Antara]
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bersama Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun dan anggota Komisi XI DPR RI lainnya, serta Direktur Utama BEI Iman Rachman, dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif OJK Inarno Djajadi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025) [Dok. Antara]

Sementara, Ketua Komisi XI DPR RI, Misbakhun, membantah bahwa kebijakan pemerintah terkait dwifungsi TNI menjadi penyebab anjloknya IHSG. Ia meminta agar masyarakat tetap optimistis karena Indonesia memiliki keseimbangan fiskal yang kuat.

"Kondisi seperti ini bukan sesuatu yang baru. Kita sudah pernah mengalami penurunan indeks sebelumnya dan selalu ada peluang untuk rebound," kata Misbakhun.

BEI Salahkan Kebijakan Ekonomi AS

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan, volatilitas IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, khususnya kebijakan ekonomi Amerika Serikat.

Menurutnya, kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan AS terhadap negara mitra dagangnya telah memberikan dampak signifikan terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Tembus 4,2 Juta Jiwa, Anak Pemulung jadi Sasaran Prabowo Masuk Sekolah Rakyat

"Sejak pekan lalu, kita melihat adanya tekanan di pasar akibat berbagai isu global. Investor masih cenderung wait and see terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump," katanya, dikutip dari Antara.

Iman menegaskan bahwa penurunan IHSG merupakan hasil dari berbagai faktor akumulatif, bukan hanya karena situasi domestik.

"Fundamental perusahaan masih dalam kondisi yang baik, laporan keuangan 2023 bahkan lebih baik dibandingkan 2024. Namun, faktor global turut memberikan tekanan besar pada pasar," jelasnya.

Dalam pertemuan dengan pimpinan DPR RI, sejumlah petinggi BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pandangan mereka terkait kondisi pasar saham saat ini.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, juga menegaskan bahwa ekonomi fiskal Indonesia masih dalam kondisi stabil meski IHSG mengalami tekanan.

"Kita tidak perlu khawatir secara berlebihan, karena dalam beberapa kesempatan sebelumnya, kondisi seperti ini juga pernah terjadi, seperti saat pandemi Covid-19," kata Dasco.

Lantas, apa itu IHSG yang bikin publik gusar saat anjlok?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks utama yang digunakan untuk mengukur pergerakan seluruh saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

IHSG menjadi acuan utama bagi investor dalam menganalisis kondisi pasar modal serta melihat tren investasi di Indonesia.

Mengutip dari berbagai sumber, penghitungan IHSG didasarkan pada kapitalisasi pasar dari semua saham yang diperdagangkan di BEI.

Jika IHSG naik, artinya harga saham secara umum mengalami kenaikan, sedangkan jika IHSG turun, maka pasar modal sedang mengalami tekanan.

IHSG pertama kali diperkenalkan pada 1 April 1983 oleh Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI) dengan nilai awal 100. Seiring waktu, IHSG terus mengalami perubahan akibat faktor ekonomi, politik, serta kebijakan pasar.

Sepanjang perjalanannya, IHSG mengalami berbagai momen penting yang mempengaruhi pergerakannya, antara lain:

- 1998: IHSG jatuh drastis akibat krisis moneter Asia.

- 2008: Krisis finansial global membuat IHSG anjlok tajam.

- 2020: Pandemi Covid-19 menyebabkan IHSG mengalami koreksi besar sebelum kembali pulih.

- 2024: IHSG mencetak rekor tertinggi dalam sejarah pasar modal Indonesia.

Fungsi dan Peran IHSG dalam Pasar Modal

Sebagai indeks saham utama, IHSG memiliki berbagai peran penting dalam pasar modal Indonesia, di antaranya:

- Indikator Ekonomi Nasional

Pergerakan IHSG mencerminkan kondisi ekonomi nasional. Jika IHSG terus meningkat, hal ini menandakan perekonomian yang stabil dan sehat.

- Panduan bagi Investor

Investor menggunakan IHSG sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi serta memahami tren pasar modal.

- Penentu Kepercayaan Pasar

Naik turunnya IHSG berpengaruh pada tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi pasar modal di Indonesia.

- Alat Analisis Portofolio

Manajer investasi dan investor membandingkan kinerja portofolio mereka dengan IHSG untuk melihat apakah investasi mereka berada di jalur yang tepat.

- Menarik Investor Asing

Kinerja IHSG yang baik dapat meningkatkan minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga memperkuat likuiditas pasar saham.

Prabowo Santai IHSG Melemah

Presiden Prabowo Subianto pernah menanggapi dengan santai soal pelemahan IHSG akhir tahun 2024. Menurutnya, penurunan IHSG tidak berdampak signifikan terhadap masyarakat luas karena sebagian besar rakyat tidak berinvestasi di pasar modal.

"Ada yang bilang ke saya, 'Pak, gara-gara kebijakan makan bergizi, IHSG turun'. Saya jawab, kasih tahu ya, saya nggak punya saham, rakyat di desa-desa juga nggak punya saham. Kalau saham jatuh, yang terdampak itu ya pemain bursa," ujar Prabowo dalam pidatonya di Pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah, Rabu (4/12/2024).

Prabowo juga menyoroti bagaimana pasar modal lebih menguntungkan bagi pemodal besar. Ia berkelakar bahwa jika masyarakat kecil terjun ke pasar saham, maka yang tetap unggul adalah bandar besar.

"Kalau orang kecil bermain saham, pasti kalah. Bagi mereka, pasar modal itu seperti judi. Yang menang itu tetap bandar besar, yang kuat," ucapnya.

Prabowo juga menyinggung beberapa pejabat di kabinetnya yang disebutnya memiliki keterlibatan di pasar modal. Salah satu yang disebut adalah Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fahri Hamzah, serta Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

"Pak Trenggono itu batuk-batuk, jangan-jangan dia punya algoritma," ujar Prabowo.

Pernyataan Prabowo ini menegaskan bahwa gejolak di pasar modal lebih berdampak pada investor dan pemilik modal besar dibandingkan masyarakat kecil di pedesaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI