Suara.com - Di tengah prediksi lonjakan mobilitas mudik yang mencapai 146,48 juta orang, Satuan Tugas (Satgas) Ramadan dan Idulfitri Pertamina 2025 hadir sebagai pilar penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Pengamat kebijakan energi, Sofyano Zakaria, menilai positif langkah Pertamina yang mengaktifkan satgas ini mulai 17 Maret hingga 13 April 2025.
Menurut Sofyano, keberadaan satgas ini tidak hanya memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. Dengan perkiraan 68,1 juta pemudik menggunakan kendaraan pribadi, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dipastikan melonjak tajam.
"Sangat memudahkan. Kalau tidak ada Satgas Ramadan dan Idulfitri Pertamina, akan repot karena tingginya kebutuhan BBM dan LPG. Di banyak titik mudik kan padat semua. Kalau tidak ada Satgas, bagaimana pemenuhan kebutuhan masyarakat?" kata Sofyano di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Lebih dari sekadar menjamin ketersediaan energi, satgas ini juga berperan dalam menjaga stabilitas harga. Lonjakan permintaan yang tidak diimbangi dengan pasokan yang memadai berpotensi memicu inflasi, yang pada akhirnya dapat mengganggu daya beli masyarakat. Dengan adanya satgas, Pertamina memastikan distribusi energi berjalan lancar, sehingga meminimalisir risiko kenaikan harga yang signifikan.
Sofyano juga menyoroti peran strategis Pertamina dalam menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil. Dengan sekitar 8.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di seluruh negeri, Pertamina memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan SPBU asing yang hanya berjumlah sekitar 400 dan terkonsentrasi di kota-kota besar.
"Hal itu tidak mungkin diserahkan kepada SPBU asing yang hanya sekitar 400. Itu pun hanya ada di kota-kota. Sedangkan jumlah SPBU Pertamina sekitar 8.000–an di seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga pelosok," jelas Sofyano, yang juga Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi).
Dari sudut pandang ekonomi, ketersediaan energi yang terjamin selama periode mudik juga berdampak pada sektor-sektor lain, seperti pariwisata dan perdagangan. Kelancaran mobilitas masyarakat memungkinkan sektor pariwisata untuk berkembang, sementara distribusi barang dan jasa yang efisien mendukung aktivitas perdagangan.
Selain itu, inovasi-inovasi yang dihadirkan Pertamina dalam satgas ini, seperti BBM kemasan dan layanan Serambi MyPertamina, juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Layanan-layanan ini tidak hanya memudahkan pemudik, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kenyamanan perjalanan.
"Karena Pertamina sudah membentuknya sejak beberapa tahun lalu, sehingga semakin mengetahui persis kebutuhan masyarakat. Misalnya saja, seperti BBM kemasan yang semakin mudah dibawa armada motoris," kata Sofyano.
Baca Juga: KPK Beberkan Alasan Periksa Sejumlah Mantan Dirut Pertamina di Kasus Jual Beli Gas PGN
Layanan Serambi MyPertamina, dengan fasilitas seperti kursi pijat dan tenaga medis, juga berkontribusi pada penurunan risiko kecelakaan lalu lintas. Dengan kondisi fisik yang lebih baik, pemudik diharapkan dapat berkendara dengan lebih aman.