NEO 2025, Airlangga Hartarto: Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Risiko Resesi Global

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 18 Maret 2025 | 08:08 WIB
NEO 2025, Airlangga Hartarto: Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Risiko Resesi Global
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia diyakini memiliki pondasi ketahanan yang kuat di tengah dinamika perekonomian global. Pengelolaan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dapat mendorong pembangunan Indonesia yang lebih besar.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan di Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025 yang digelar Nusantara TV.

NEO 2025 merupakan konferensi tahunan untuk membahas sejumlah isu strategis terkait lanskap perekonomian Indonesia bersama para pakar dan pembuat kebijakan nasional.

Menurut Airlangga, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat. Ini bahkan terus terjadi di tengah dinamika dan ketidakpastian perekonomian global.

“Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, pondasi ekonominya kuat,” kata Airlangga dalam sambutannya di Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025 di Ballroom Nusantara, NT Tower, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu Jumat (14/3).

Airlangga mengatakan Indonesia bahkan berada dalam kondisi yang lebih baik sementara banyak negara lain menghadapi risiko resesi.

Menurut Airlangga, mengutip data Bloomberg, probabilitas resesi Indonesia berada di bawah lima persen.

Sementara sejumlah negara, seperti Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada justru memiliki probabilitas resesi di atas 25 persen.

Pemerintah Indonesia bakal terus mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal pertama menjelang periode libur Lebaran.

Baca Juga: Ekspansi Global, PIS Buktikan Komitmen Sosial Ekonomi di 3 Negara

Menurut Airlangga, pemerintah mendorong peningkatan permintaan dan penawaran dengan program pariwisata, pemberian insentif pajak pertambahan nilai, kebijakan tunjangan, dan program belanja nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI