Suara.com - Perempuan memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, mereka seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan potensi kewirausahaan mereka. Pelatihan wirausaha hadir sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan ini dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perempuan dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Pelatihan wirausaha memberikan perempuan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memulai dan mengembangkan bisnis.
Pelatihan ini memungkinkan perempuan belajar tentang perencanaan bisnis, manajemen keuangan, pemasaran, dan keterampilan penting lainnya.
Dengan keterampilan ini, perempuan lebih percaya diri dan mampu mengambil keputusan bisnis yang tepat.
Belakangan, berbagai program pelatihan telah dikembangkan oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung perempuan dalam membangun usaha yang berkelanjutan.
Kenapa pelatihan wirausaha penting untuk perempuan?
Salah satu dampak paling signifikan dari pelatihan wirausaha adalah peningkatan kemandirian ekonomi perempuan. Dengan memiliki bisnis sendiri, perempuan memiliki kendali atas pendapatan mereka dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.
Selain itu, kesuksesan dalam berwirausaha meningkatkan rasa percaya diri dan memberdayakan perempuan untuk mengambil peran yang lebih besar dalam masyarakat.
Pemberdayaan ekonomi perempuan memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi keluarga dan komunitas.
Baca Juga: Wismilak Foundation Kembali Gelar Kompetisi Wirausaha
Ketika perempuan memiliki keterampilan dan akses terhadap sumber daya ekonomi, mereka dapat lebih mandiri, membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Namun, perempuan sering menghadapi tantangan seperti keterbatasan modal, akses terbatas ke pasar, serta minimnya keterampilan manajerial dan digital.
Oleh karena itu, pelatihan wirausaha dirancang untuk membekali mereka dengan keterampilan bisnis, pemasaran, manajemen keuangan, serta pemanfaatan teknologi digital.
Berikut pelatihan wirausaha untuk wanita di Indonesia:
1. Pelatihan Kewirausahaan Berspektif Gender
Melalui KemenPPPA program ini difokuskan pada perempuan rentan, termasuk perempuan kepala keluarga, penyintas kekerasan, dan penyintas bencana.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali mereka dengan keterampilan dasar dalam memulai dan mengelola usaha kecil agar lebih mandiri secara ekonomi.
2. Bimbingan Teknis Kewirausahaan Digital Berbasis Gender
KemenPPPA menyelenggarakan bimbingan teknis ini untuk meningkatkan keterampilan digital perempuan wirausaha. Program ini bertujuan membantu perempuan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnis mereka secara online.
3. Pelatihan Digitalisasi bagi Perempuan Pengusaha
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) bekerja sama dengan PT Telkom, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), serta platform digital seperti Facebook dan Google, memberikan pelatihan digitalisasi.
Tujuannya adalah membantu perempuan pengusaha memanfaatkan teknologi untuk menemukan peluang pasar baru dan mengembangkan bisnis mereka.
4. Modul Perempuan Maju Digital
KemenPPPA berkolaborasi dengan Tokopedia meluncurkan modul ini untuk meningkatkan daya saing perempuan pelaku UMKM yang ingin memulai dan mengembangkan bisnis secara online.
Modul ini dapat diakses secara gratis melalui Pusat Edukasi Seller Tokopedia dan disosialisasikan melalui Kelas Perempuan Maju Digital (KPMD) di berbagai daerah.
Dengan keterampilan yang mumpuni, perempuan dapat menjadi penggerak ekonomi keluarga dan masyarakat.
Dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar lebih banyak perempuan dapat mengakses pelatihan ini dan mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Pelatihan wirausaha adalah investasi yang sangat berharga bagi perempuan dan perekonomian Indonesia. Dengan meningkatkan keterampilan, membangun jaringan, dan memberikan akses ke sumber daya, pelatihan ini memberdayakan perempuan untuk menjadi pengusaha sukses. Dampak positifnya tidak hanya dirasakan oleh perempuan itu sendiri, tetapi juga oleh keluarga mereka, komunitas mereka, dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
(Mauri Pertiwi)