Sebelumnya, Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, beras memang merupakan komoditas pangan yang bisa diserang hama ketika proses penyimpanan. Terlebih CBP disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama.
"Beras sebagai komoditas pangan berpotensi terkena serangan hama selama penyimpanan. Apalagi beras ini sebagai cadangan pangan pemerintah yang disimpan dalam waktu yang relatif lama," ujar Suyamto.
Suyamto juga mengungkapkan, Bulog telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah meluasnya serangan hama tersebut. Menurutnya, Bulog kini sudah menerapkan konsep Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) dan monitoring kualitas dan serangan hama secara rutin oleh petugas gudang.
"Tindakan perawatan kualitas juga kita lakukan apabila terjadi serangan hama dengan spraying (penyemprotan) dan fumigasi, untuk memastikan beras yang dikeluarkan dari gudang bebas dari hama (kutu)," imbuh dia.
Untuk diketahui, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, mengungkapkan temuan beras impor berkutu di Gudang Perum Bulog saat melakukan kunjungan ke Yogyakarta pada masa reses DPR beberapa waktu lalu.
“Pada kunjungan kerja ke Jogja, saya memimpin tim meninjau Gudang Bulog. Di sana, kami menemukan beras sisa impor tahun lalu yang sudah banyak kutunya,” ujar Titiek Soeharto dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Titiek meminta perhatian dari Kementerian Pertanian untuk segera memanfaatkan beras impor tersebut, namun menegaskan bahwa beras tersebut tidak layak dikonsumsi masyarakat.
"Mohon segera ditindaklanjuti, karena beras tersebut sudah tidak layak dikonsumsi manusia," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan beras impor tersebut akan dikeluarkan dari gudang, namun tidak boleh digunakan untuk masyarakat, termasuk dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau sebagai beras bantuan.
Baca Juga: Akui Banyak Kutu, Bulog: Beras Komoditas Pangan Rawan Hama