Suara.com - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan, kualitas BBM Pertamina sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Dia juga mengelak, adanya BBM oplosan yang kini dirisaukan oleh masyarakat.
Hal ini dipastikan Bahlil, setelah dirinya melakukan inspeksi mendadak (sidak) SPBU SPBU Pertamina 34-424-09 di Cilegon, Banten pada Kamis (13/3) bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.
"Sekarang kami jawab nggak ada lagi oplosan, itu persepsi saja, karena itu adalah bagaimana menjaga kualitas, mudah-mudahan masyarakat bisa tersosialisasikan," tegas dia.
Bahlil mengungkapkan, penegasan BBM Pertamina bukan oplosan ini juga dibuktikan dari hasil uji laboratorium Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Lemigas.
Menurut dia, hasil uji laboratorium Lemigas bahwa BBM Pertamna masih dalam batas aturan pemerintah.
"Saya tadi didampingi oleh Lemigas juga dengan Pak Dirut Pertamina mengecek langsung kualitas daripada minyak kita. Kita mengecek dan semuanya dengan teknologi, dengan laboratorium rata-rata semuanya di dalam batas aturan di atas 725. Ini membuktikan bahwa kualitas BBM yang disiapkan Pertamina sangat baik dan aman untuk digunakan oleh masyarakat," jelas Bahlil.
Adapun, Standar ini di atas ambang batas dari Keputusan Direktur Jenderal Migas tentang standar dan mutu BBM yang dipasarkan di dalam negeri.
Standar berat jenis bahan bakar minyak (BBM) yang diuji pada suhu 15 derajat celcius ditetapkan antara 715 kg/m3 sebagai nilai minimum dan 770 kg/m3 sebagai nilai maksimum.
Selain menjamin kualitas, Menteri ESDM juga memastikan ketersediaan BBM dalam jumlah yang cukup untuk menghadapi lonjakan permintaan selama periode Ramadhan dan Idul Fitri.
Baca Juga: Strategi PPL Perkuat Pelabuhan Berkelanjutan, Singgung Bisnis Logistik yang Efisien
Ia menyebut bahwa stok BBM, termasuk Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), dan Pertamax Turbo, dalam kondisi aman dengan ketahanan pasokan mencapai 20 hingga 21 hari ke depan.