Presdir Sampoerna di Harvard Business School: Kolaborasi Global untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi RI

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 10 Maret 2025 | 13:58 WIB
Presdir Sampoerna di Harvard Business School: Kolaborasi Global untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi RI
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), Ivan Cahyadi, memaparkan strategi keberhasilan perusahaan untuk tetap relevan, kompetitif, dan berkelanjutan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), Ivan Cahyadi, memaparkan strategi keberhasilan perusahaan untuk tetap relevan, kompetitif, dan berkelanjutan.

Sebagai perusahaan asli Indonesia yang telah beroperasi selama lebih dari 111 tahun, Sampoerna terus memperkuat kolaborasi kolektif untuk memperkuat ekosistem bisnis, berkembang bersama Indonesia, dan menjadi salah satu pilar ekonomi nasional.

Dalam ajang Asia Business Conference 2025 di Harvard Business School bertema "Asian Ascendant: Shaping Tomorrow's Global Economy," yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Filipina, China, Jepang, Korea, Eropa, dan India, Ivan menuturkan bahwa Sampoerna, sebagai afiliasi Philip Morris International (PMI), mengadopsi standar dan pengalaman global sambil mempertahankan Falsafah Tiga Tangan yang telah memandu perusahaan sejak 1913.

"Saya sangat bangga Sampoerna dapat terus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) unggul sehingga dapat berkontribusi terhadap kemajuan individu, organisasi, dan negara," ujar Ivan ditulis Senin (10/3/2025).

Sampoerna, yang awalnya merupakan UMKM di Surabaya, telah menjadi afiliasi PMI sejak 2005. Ivan menekankan bahwa prinsip panduan perusahaan, Falsafah Tiga Tangan, menekankan penciptaan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan utama perusahaan, yang terdiri dari konsumen dewasa, karyawan, mitra bisnis, dan pemegang saham, serta masyarakat luas.

“Saya telah melihat bagaimana nilai-nilai bisnis global dapat bersinergi dengan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna, sebuah harmoni yang berkontribusi pada perjalanan saya menjadi Presiden Direktur Sampoerna," tambahnya.

Selain organisasi yang kuat, Sampoerna telah menjadi penghasil talenta andal yang bertugas di banyak afiliasi PMI di seluruh dunia. PMI dan Sampoerna menempatkan karyawan sebagai pemangku kepentingan utama sekaligus pendorong pertumbuhan bisnis.

Sampoerna mengembangkan sistem meritokrasi yang kuat guna memberikan kesempatan yang setara bagi semua orang untuk bertumbuh dan menjadi versi terbaik mereka.

Saat ini, sekitar 70 karyawan Sampoerna tengah mengikuti penugasan internasional di berbagai afiliasi PMI di mancanegara, memegang posisi penting seperti Chief Diversity Officer di Swiss, Chief Marketing Officer di Amerika Serikat, Director of Finance di Meksiko, Director Commercial di Filipina, Director Marketing di Mesir, Director of Strategy and Program Delivery di kantor regional di Dubai, dan lainnya.

Baca Juga: BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan, Bukti Keberpihakan Nyata untuk UMKM dan Ekonomi Rakyat

Dalam bingkai Falsafah Tiga Tangan, Sampoerna terus meningkatkan kolaborasi untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.

Sampoerna mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas perusahaan di bawah Payung Program Keberlanjutan "Sampoerna untuk Indonesia," yang berfokus pada Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola.

Sampoerna dan PMI melakukan investasi berkelanjutan, hilirisasi, inovasi, penyerapan tenaga kerja, pengembangan sumber daya manusia, ekspor, dan penciptaan nilai tambah untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 8% yang dicanangkan oleh pemerintah serta menjadi bagian dari kemajuan bangsa.

Industri tembakau merupakan salah satu contoh yang baik dari industri hilirisasi yang sukses di Indonesia. Hilirisasi industri tembakau ini tercermin dari seluruh rantai pasok bisnis Sampoerna, mulai dari hulu hingga hilir.

Di hulu, Sampoerna bermitra dengan lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkih lokal, memastikan bahan baku berkualitas tinggi. Selanjutnya, Sampoerna melibatkan 1.700 pemasok lokal yang berperan penting dalam proses produksi.

Di hilir, Sampoerna menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 90.000 karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung, di 9 fasilitas produksi milik Sampoerna dan 43 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang dimiliki oleh pengusaha daerah dan/atau koperasi daerah yang tersebar di Pulau Jawa. Selain itu, Sampoerna juga bermitra dengan lebih dari 1,5 juta peritel yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ekosistem kuat ini didukung oleh investasi PMI yang bernilai lebih dari US$6,4 miliar sejak 2005. Sampoerna juga telah melakukan ekspor produk ke lebih dari 30 pasar di Asia Pasifik, termasuk untuk produk tembakau inovatif bebas asap IQOS/TEREA.

Pada saat yang bersamaan, Sampoerna memastikan produk tembakau hanya dipasarkan bagi konsumen dewasa yang memutuskan untuk menggunakan produk tembakau atau nikotin. Perusahaan terus mendorong kesadaran publik tentang larangan penjualan produk tembakau bagi anak di bawah umur 21 tahun.

Saat ini, Sampoerna bekerja sama dengan 1,5 juta mitra peritel dan telah mengedukasi para pengecer dengan memberikan informasi melalui surat edaran dan menempatkan materi Youth Access Prevention (YAP) di toko-toko.

Selain itu, Sampoerna terus mencari cara inovatif untuk berkontribusi bagi masyarakat luas termasuk UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Melalui "Sampoerna untuk Indonesia," perusahaan telah dan terus memberdayakan UMKM, termasuk toko kelontong.

Sampoerna menjalankan program pemberdayaan UMKM melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), sementara pendampingan bagi UMKM toko kelontong dilakukan lewat Sampoerna Retail Community (SRC).

SETC hadir sejak 2007 dan saat ini telah memberikan pelatihan terintegrasi dan pengembangan kapasitas bagi 97.000 UMKM di seluruh Indonesia. Beberapa UMKM binaan SETC juga berhasil ekspor melalui program business matching yang dilakukan bersama Kadin Indonesia.

Sedangkan SRC yang hadir sejak 2008 telah mendampingi lebih dari 250.000 UMKM di seluruh Indonesia. Anggota SRC mendapatkan manfaat lewat pemberdayaan terpadu yang meliputi edukasi, pengelolaan keuangan, pengembangan bisnis dan digitalisasi melalui AYO by SRC.

Setiap toko SRC juga memiliki Pojok Lokal yang dikhususkan untuk menjual produk UMKM sekitar lokasi toko. Pojok Lokal bertujuan membantu UMKM sekitar toko SRC untuk lebih mudah memasarkan produk.

Sekitar 90% anggota SRC telah berhasil mengadopsi digitalisasi yang pada akhirnya meningkatkan operasional mereka. Sedangkan, ekosistem digital AYO by SRC telah memfasilitasi transaksi lebih dari US$1 miliar dengan 11,5 juta transaksi.

Berdasarkan riset Kompas Gramedia Media tahun 2023, SRC telah menyumbang US$14,5 miliar per tahun bagi perekonomian nasional atau setara 11,4% dari PDB Ritel nasional tahun 2022.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI