Untuk diketahui, cetak sawah ini merupakan bagian dari program percepatan tanam yang dicanangkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada.
Program ini dimulai sejak Oktober 2024, dengan melibatkan masyarakat lokal yang mayoritas sebelumnya berprofesi sebagai pemburu dan kini beralih menjadi petani. Sementara itu, Kepala Satgas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan bahwa rata-rata produktivitas di sana mencapai 3,8 ton per hektare.
“Ini capaian yang luas biasa dan sangat membanggakan karena semua kegiatan olah tanam dilakukan oleh orang asli Papua. Kita bersyukur karena produktivitasnya mencapai 3,8 ton atau 2,7 ton setara beras,” katanya.
Menurut Rizal, varietas benih yang ditanam pada sebagian lahan cetak sawah ini menggunakan benih lokal yaitu padi Dodo ero. Walaupun di antaranya ada juga masyarakat yang menggunakan benih onpari 32 dengan sistem tanam hambur (tabela).
“Berikutnya kami berharap agar mereka dilakukan pendampingan sehingga ke depan apa yang kita harapkan bersama yaitu swasembada dapat tercapai,” katanya.
Kegiatan panen raya ini turut dihadiri oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Selatan, Anggota Komisi IV DPR RI Sulaiman Hamzah, Ketua BP2 OKP Yosep Yolmen, 600 masyarakat Kaliki, serta 1 SSK Yonif 801. Mereka ikut merasakan pengalaman panen menggunakan combine harvester yang disediakan oleh Kementan.
“Secara umum acara berjalan dengan aman tertib, lancar dan bahkan para kepala daerah beserta Muspida berkesempatan mencoba panen menggunakan combaine harvester,” jelasnya.