Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah akan memberi kuota ekspor sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga kepada PT Freeport Indonesia (PTFI).
“Freeport kuotanya kurang lebih sekitar, dilihat, ya, antara 1 juta ton, sejuta lebih. Nanti kami lihat selama enam bulan ini, ya,” ucap Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM menukil Antara, Jumat (7/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno yang menyampaikan bahwa akan ada revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari Freeport yang kemudian akan dievaluasi oleh pemerintah.
Setelah itu, barulah kuota ekspor konsentrat tembaga untuk Freeport diumumkan secara resmi.
“Sudah, (Freeport) sudah mengajukan revisi RKAB,” kata Tri.
Terkait dengan bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga, Tri menyampaikan batas bawah dari bea keluarnya adalah 7,5 persen untuk ekspor konsentrat tembaga.
Akan tetapi, dalam perpanjangan izin ekspor ini, penetapan bea keluar untuk ekspor konsentrat akan ditentukan oleh Kementerian Keuangan.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan bahwa pihaknya siap mengekspor 1,3 juta ton konsentrat tembaga senilai 5 miliar dolar AS.
Tony mengaku optimistis bahwa pihaknya segera mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga. Pasalnya, izin ekspor konsentrat tembaga telah berakhir sejak 31 Desember 2024.
Baca Juga: Disertasi Bermasalah, Bahlil Manut Turuti Perintah UI untuk Perbaiki Bukan Ulang dari Awal
Akan tetapi, pada Oktober 2024, terjadi kebakaran yang menimpa unit pengolahan asam sulfat di smelter milik Freeport di Gresik, Jawa Timur.