Suara.com - Pergeseran tren konsumen di Indonesia menunjukkan adanya penurunan daya beli masyarakat, yang berimbas pada peningkatan permintaan ponsel pintar (smartphone) dengan harga terjangkau.
Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) Susanto Djaja mengungkapkan bahwa pihaknya merasakan betul fenomena daya beli masyarakat yang melemah, hal ini tercermin dari pemilihan masyarakat akan ponsel dengan harga yang jauh lebih murah.
Asal tahu saja PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) adalah emiten teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang bergerak di bidang distribusi dan layanan perangkat keras dan perangkat lunak. MTDL juga menyediakan solusi digital dan konsultasi bisnis.
"Pertumbuhan signifikan dalam penjualan smartphone, terutama merek Infinix, yang menguasai pangsa pasar ponsel dengan harga Rp2-4 juta," kata Djaja dalam acara "Meet The CEO" besutan IDNFinancials.com bersama Suara.com dikutip Kamis (6/3/2025).
Baca Juga: Daya Beli Lemah, Pelaku Usaha Perlu Kelola Bisnis dengan Cermat
Menurut laporan perusahaan, pertumbuhan sektor distribusi pada tahun 2024 didorong oleh permintaan smartphone, sementara sektor solusi konsultasi mengalami perlambatan. Hal ini berbeda dengan tren tahun 2023, di mana solusi konsultasi mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi.
"Sebenarnya sektor konsumen juga bertumbuh cuma 5 persen juga laptop gak banyak gitu, sektor komersial juga bertumbuh 5 persen gak banyak yang bertumbuh banyak adalah smartphone," ungkapnya
Fenomena ini mengindikasikan adanya pergeseran perilaku konsumen, di mana masyarakat lebih memilih produk dengan harga yang lebih murah. "Jadi harganya orang jadi customer switching, carinya murah tidak hanya di handphone termasuk barang consumer goods, barang fashion semua termasuk switching semua, turun semua nih jadi kita distribut yang itu, kita nggak distribut yang kayak apple sama Samsung kita belum kebagian," tambahnya.
Penurunan daya beli ini diduga berkaitan dengan penurunan kelas menengah, yang berimbas pada perubahan preferensi konsumen terhadap produk yang lebih ekonomis. Hal ini terlihat dari peningkatan pangsa pasar merek Infinix, yang berhasil menduduki posisi pertama di kuartal IV 2024, menggeser merek-merek lain yang menawarkan produk dengan harga lebih tinggi.
Pergeseran ini tidak hanya terjadi pada pasar smartphone, tetapi juga pada barang-barang konsumsi dan fesyen. Masyarakat cenderung mencari produk dengan harga yang lebih murah di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Baca Juga: OJK Sebut Daya Beli Masih Tertahan, Kelas Menengah Bawah Bisa Jadi Korban
Fenomena ini menjadi sinyal bagi para pelaku industri untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan produk mereka dengan kondisi daya beli masyarakat saat ini. Perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk berkualitas dengan harga terjangkau berpotensi besar untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar.