Dampak Banjir Jakarta: Bisnis Rugi Triliunan, Ekonomi Terhambat

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 06 Maret 2025 | 05:48 WIB
Dampak Banjir Jakarta: Bisnis Rugi Triliunan, Ekonomi Terhambat
Warga mengamati mobil dan motor yang terdampak banjir luapan Kali Bekasi di Sekolah Permata Sakti di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatirasa, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/3/2025). [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rata – rata kerugian per tahun akibat banjir di Jakarta diperkirakan mencapai Rp2,1 triliun per tahun. Demikian disampaikan Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji pertengahan tahun lalu. Dengan nominal sebesar itu, upaya mitigasi untuk menekan kerugian harus segera digenjot.

Situs pantaubanjir.jakarta.go.id mencatat Jakarta sering mengalami banjir dengan tiga penyebab utama, yakni hujan lokal, bajir kiriman, serta rob.

Hujan yang terjadi dengan intensitas tinggi dalam durasi yang lama di wilayah Jakarta akan mengisi salurah-saluran air dan daerah cekung. Jika tidak tertampung lagi, air akan meluap hingga menyebabkan banjir.

Selain itu, dimensi drainase kota Jakarta dirancang untuk menampung debit air dengan curah hujan maksimal 120 mm/hari. Namun, pada beberapa hujan besar ekstrem yang terjadi di Jakarta, curah hujan melebihi kapasitas tersebut.

Baca Juga: Momen Haru: Gubernur DKI Pramono Anung Berdialog dan Bernyanyi Bersama Anak-anak Korban Banjir

Contohnya pada 1 Januari 2020 lalu, curah hujan Jakarta mencapai 377 mm/hari dan merupakan yang tertinggi selama 24 tahun. Sehingga banjir pun melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota.

Kemudian, Jakarta berada di wilayah dataran rendah dan memiliki 13 aliran sungai, Jakarta dapat banjir jika hujan terjadi di hulu sungai.

Hujan dengan intesitas tinggi di daerah hulu seperti Jawa Barat dan Banten akan terbawa melalui aliran sungai ke Jakarta sebelum lepas ke laut. Hal inilah yang membuat sungai yang bermuara di Jakarta meluap dan mengakibatkan banjir. Pada saat kondisi tertentu kapasitas aliran sungai di Jakarta tersebut tidak cukup menampung air, sehingga terjadi limpasan di beberapa bantaran sungai di Jakarta.

Selain karena hujan dan kiriman debit air dari hulu, Jakarta juga rentan terkena pasang air laut atau rob. Hal ini biasanya terjadi di wilayah pesisir atau tepi laut Jakarta. Kini, di samping karena pasangnya air laut, penurunan muka tanah di utara Jakarta juga mempengaruhi meningkatnya banjir rob.

Lebih lanjut, Ketua Umum  Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang pernah menyebut bahwa kerugian di dunia usaha akibat banjir di Jakarta bisa mencapai Rp1,04 triliun. Hal ini merupakan akumulasi dari masyarakat yang batal berbelanja atau mengeluarkan uang sebagai dampak dari banjir.

Baca Juga: Beda dengan Rano Karno, Pramono Tak Mau Bicara Relokasi Warga Korban Banjir: Takut Dikira Ngarang

Jika banjir terjadi saat libur tahun baru, sekitar 82 mall di wilayah Jakarta berpotensi kehilangan 5.000 pelanggan. Jika satu orang berbelanja Rp200.000 saja, maka potensi pendapatan yang hilang adalah Rp82 miliar. Belum lagi puluhan pasar tradisional di Jakarta yang juga harus kehilangan pelanggan akibat banjir.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI