Salah satu wilayah yang terdampak paling parah adalah Perumahan Pondok Gede Permai, di mana ketinggian air mencapai tiga meter. Tim penyelamat mengalami kendala dalam proses evakuasi akibat derasnya arus dan banyaknya sampah yang terbawa banjir.
Banjir juga melumpuhkan jalur transportasi. Layanan bus TransJakarta mengalami gangguan, sementara perjalanan KRL terganggu akibat padamnya listrik di Stasiun Bekasi. Di ruas tol Jakarta-Cikampek, antrean kendaraan mengular akibat banjir yang merendam jalan arteri di Bekasi Barat.
Anggaran Pemkab Bekasi Tahun 2025
Di tengah bencana banjir yang melanda, Pemkab Bekasi dan DPRD Kabupaten Bekasi baru saja menetapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 sebesar Rp8,3 triliun.
Seperti dikutip dari Portal Resmi Kabupaten Bekasi, APBD tersebut terdiri dari pendapatan daerah sebesar Rp7,6 triliun yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp4,1 triliun dan pendapatan transfer sebesar Rp3,4 triliun.
Sementara itu, belanja daerah dialokasikan sebesar Rp8,3 triliun yang mencakup:
- Belanja pegawai: Rp3,3 triliun
- Belanja tidak terduga: Rp30 miliar
- Belanja transfer: Rp1 triliun
- Belanja lainnya: Rp3,9 triliun
Untuk menutupi defisit, Pemkab Bekasi mengandalkan pembiayaan dari penerimaan pembiayaan sebesar Rp729 miliar.
Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menyatakan bahwa anggaran ini akan diprioritaskan untuk berbagai sektor, termasuk infrastruktur, layanan publik, kesehatan, dan pendidikan.
Meski demikian, warga mempertanyakan alokasi anggaran dalam penanganan bencana. Dengan anggaran yang cukup besar untuk tahun 2025, publik juga menginginkan transparansi dan prioritas yang jelas dalam alokasi dana, khususnya dalam upaya mitigasi bencana dan bantuan bagi warga terdampak.
Baca Juga: Waspada! 5 Penyakit Mengintai saat Banjir, Begini Cara Menanganinya
Kontributor : Dini Sukmaningtyas