PT Yamaha Music Product Asia (YMPA) akan menghentikan dua pabriknya di akhir tahun 2025 ini. Penutupan dua pabrij produsen alat musik ternama di Indonesia ini pun berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 1.100 karyawan. Selengkapnya simak sejarah PT Yamaha Music berikut ini.
Suara.com - Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz menjelaskan bahwa dua pabrik yang akan tutup permanen yaitu PT Yamaha Music Product Asia di kawasan MM2100, Bekasi, yang mempekerjakan sekitar 400 orang dan PT Yamaha Indonesia di Pulo Gadung, Jakarta yang memiliki 700 karyawan. Keduanya akan berhenti beroperasi pada akhir Desember 2025 nanti.
Dua pabrik yang tutup permanen itu adalah divisi produksi piano dan berhubungan dengan induk usaha mereka, Yamaha Corporation. Masih menurut Riden, keputusan penutupan ini diambil karena permintaan pasar yang terus mengalami penurunan, sehingga produksi akan dialihkan ke pabrik Yamaha di China dan Jepang.
Sejarah PT Yamaha Music
Sejarah PT Yamaha music di Indonesia l diawali dengan sang pendiri, Torakusu Yamaha yang memperbaiki organ buluh rusak pada tahun 1887 lalu. Dari usahanya dalam memperbaiki itu, tak lama ia berhasil membuat organ buluh pertamanya. Lebih dari 130 tahun usai didirikan, filosofi Yamaha jadi kerangka dasar yang mendukung manajemen bisnis di Yamaha Group.
Baca Juga: Sritex, Yamaha, KFC PHK Massal, Revisi PP 6/2025 Bikin Buruh Tetap Dapat Gaji 6 Bulan!
Kemudian di tahun 1898, atau setahun setelah pendirian Nippon Gakki Co., Ltd., yang merupakan cikal bakal Yamaha Corporation, perusahaan memioih garpu tala sebagai salah satu merek perusahaan, dengan menggunakan desain "burung phoenix Cina memegang garpu tala di mulut" sebagai logo.
Seiring berkembangnya perusahaan, merek garpu tala serta Logo Yamaha mengalami berbagai perubahan sebelum distandarisasi. Diketahui, Garpu tala yang peratama kali ditemukan oleh pemain terompet John Shore (1662-1751), merupakan alat untuk menyetem alat musik. Alat musik ini terdiri dari pegangan yang dipasang di tengah batang baja berbentuk huruf U.
Garpu tala yang dipukul akan menghasilkan suara, dan frekuensi getaran per detik. Ritme ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk menyetem alat musik. Tiga garpu tala di dalam Logo Yamaha melambangkan kerja sama yajg terjalin antara tiga pilar bisnis: teknologi, produksi, serta penjualan.
Tak hanya itu, tiga pilar tersebut juga mencerminkan semangat kuat yang membentuk reputasi Yamaha dalam bidang suara dan musik di berbagai wilayah dunia, hal ini sebagaimana digambarkan oleh lingkaran yang mengelilinginya. Simbol satu ini juga melambangkan tiga elemen penting dalam musik antara lain melodi, harmoni, dan ritme.
Dibangun sebagai produsen alat musik terbesar di dunia, PT Yamaha Music berkembang secara global dalam tiga bidang yaitu alat musik, peralatan audio, serta mesin/komponen industri dan lainnya.
Baca Juga: Sejarah Sritex, Raksasa Tekstil dari Kejayaan hingga Pailit
Adapun produksi utama Yamaha Corporation Group dimulai dari pembuatan dan pemasaran alat musik. Kemudian mencakup pengelolaan sekolah musik dan institusi lainnya, selain produksi serta penjualan perangkat lunak audio dan visual.
Produk dan layanan yang disediakan pun, sangat dihargai oleh penggemar musik dari berbagai kalangan. Selain itu, produksinya juga didukung oleh penelitian dan pengembangan yang terus melesat melalui interaksi dengan artis, aktivitas penjualan dan layanan yang disesuaikan lewat kerja sama jaringan global.
Tak hanya itu, dengan memilih fokus pada suara dan musik, memanfaatkan pengetahuan dalam teknologi digital dan akustik, bisnis peralatan audio Yamaha juga menyediakan solusi terbaik untuk berbagai keperluan komersial serta konsumen.
Bisnis peralatan audio Yamaha meliputi peralatan audio profesional, perangkat dan perangkat lunak produksi musik, peralatan audiovisual, sistem karaoke online komersial, perangkat jaringan, dan perangkat komunikasi terpadu lainnya.
Selain peralatan musik, segmen bisnis lain juga mencakup bisnis Mesin Industri / Komponen, seperti perangkat elektronik, otomasi pabrik, dan berbagai komponen kayu untuk interior mobil. Tak sampai di situ, bisnis juga merambah ke produk golf dan bisnis resor Yamaha.
Berbagai bisnis yang dikembangkan oleh Yamaha memanfaatkan teknologi, pengetahuan, serta kepekaan yang telah dikembangkan lewat produksi dan pemasaran alat musik. Strategi ini dilakukan guna menawarkan produk dan layanan yang menggugah emosi para pelanggan.
PHK Masal Karyawan PT Yamaha Music
Tahun ini PT Yamaha Music dipastikan akan menghentikan produksinya. Akibatnya sebanyak 1.100 karyawan, terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Adapun salah satu penyebab penutupan perusahaan adalah kerugian besar pada sektor penjualan piano. Nampaknya, piano Yamaha Musik kini tidak terlalu diminati oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, terdapat banyak kekurangan biaya untuk menutupi proses produksi yang terus berjalan dengan sedikit keuntungan.
Demikian sejarah PT Yamaha Music yang akan menutup dua pabriknya dan membuat 1.100 karyawan terdampak PHK.
(Putri Ayu Nanda Sari)
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari