Suara.com - Pakar konversi energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dan meragukan kualitas BBM Pertamina, seperti Pertamax.
Pertamina, kata dia, selalu menguji kualitas BBM-nya, baik melalui Lemigas maupun ITB.
Kualitas BBM milik Pertamina khususnya Pertamax jadi sorotan usai terbongkar skandal korupsi Pertamina yang mengoplos Ron 90 (Pertalite) menjadi Ron 92 (Pertamax), dalam kasus ini negara rugi Rp193,7 triliun.
”Jadi, gak perlu khawatir. Pertamina selalu menjaga kualitas sesuai standar Ditjen Migas. Secara rutin dilakukan pengujian untuk quality controll,” kata Tri dikutip Senin (3/3/2025).
Baca Juga: Badai Soroti Gaji Dirut PT Pertamina yang Korupsi: Rp1,8 M Setara Royalti Lagu 200 Biji
Tri menambahkan, pengujian yang dilakukan, termasuk meyakinkan bahwa Pertamax misalnya, mampu mencegah kerak mesin. ”Makanya diuji melalui standar ASTM D6201. Dari pengujian itu, akan diketahui, apakah deposit yang akan ditimbulkan BBM tersebut banyak atau sedikit,” jelasnya.
”Pengujian oleh ITB, tidak di kampus, tetapi di laboratorium milik Surveyor Indonesia. Di situ juga diaturlah kadar aditif yang harus dilarutkan. Karena ada spesifikasi internasional yang membatasi jumlah kerak dalam mesin tidak boleh lebih dari 50 miligram per katup mesin,” papar Tri.
Aditif yang ditambahkan ke dalam BBM, menurut Tri, tidak bisa mengubah angka research octane number (RON) dan volume BBM. Sebab, penambahan aditif sifatnya hanya untuk memperbaiki BBM itu sendiri dan tidak mengubah massa jenis, RON, viscositas dari BBM dan sebagainya
Penambahan aditif, kata dia, justru untuk mencegah timbulnya kerak, korosi dan asam di dalam mesin sehingga performa mesin sangat baik. ”Aditif Pertatec yang ditambahkan itu fungsinya adalah sebagai deterjen,” kata Tri.
Deterjen dimaksud, bukan sabun yang dimasukkan ke dalam bahan bakar. Zat tersebut, imbuh Tri, berfungsi menjaga kebersihan mesin yang dilewati bahan bakar. Sementara fungsi kedua, adalah dispersan yaitu memecah kontaminan yang terbawa bahan bakar ke dalam mesin. Untuk mencegah proses korosi.
Baca Juga: Jago Pilih BBM Berdasarkan RON: Mengenal "Makanan" Favorit Si Kuda Besi
”Ketiga, adalah fungsi demulsifier. Artinya mencegah terbentuknya emulsi yaitu reaksi antara bahan bakar dengan air. Fungsi selanjutnya, sebagai antioksidan agar bahan bakar itu tidak mudah teroksidasi dan berubah menjadi kontaminan di dalam bahan bakarnya. Sebab, zat hidrokarbon seperti BBM kalau teroksidasi akan berubah sifat menjadi asam. Hal itu bisa merusak mesin yang terbuat dari logam,”tutupnya.
Karena itulah menurut Tri, masyarakat termasuk pemakain Pertamax, tidak perlu khawatir. Pengguna kendaraan yang terbiasa memakai Pertamax, lanjutnya, tentu merasakan jika BBM yang digunakan ternyata BBM RON 90. Misalnya, tarikan menjadi berat dan lebih boros. Hal itu terjadi akibat banyaknya kerak di dalam mesin. ”Nyatanya gak ada apa-apa selama itu,” kata Tri.
Mengenai kualitas BBM Pertamina, seperti Pertamax, sebelumnya juga disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Bahlil mengatakan, blending dalam BBM adalah proses wajar. ”Boleh sebenarnya selama kualitasnya, spek-nya, sama,” kata Bahlil.
Itu sebabnya, Bahlil meminta masyarakat tidak meragukan kualitas BBM Pertamina. Sebab, Pertamina tidak mungkin mencampur BBM dengan spek berbeda. ”Itu kan ada RON 90, 92, 95, 98. Yang bagus-bagus ini gak mungkin dicampur, itu (harus sesuai) spek-nya kok. Jadi jangan khawatir,” pungkasnya.