Sritex Perusahaan Apa? Tutup Pabrik, Padahal Sudah Berdiri Lebih dari 58 Tahun

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Sabtu, 01 Maret 2025 | 11:20 WIB
Sritex Perusahaan Apa? Tutup Pabrik, Padahal Sudah Berdiri Lebih dari 58 Tahun
Para buruh melambaikan tangan ke patung pendiri PT Sritex Tbk, Lukminto, Jumat (28/2/2025). [Suara.com/Ari Welianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex akhirnya memutuskan untuk tutup permanen pada 26 Februari 2025.

Sekitar 8 ribu karyawan terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, data Kementerian Ketenagakerjaan mengungkap jumlah yang lebih banyak. Kurang lebih sekitar 10.669 pekerja terimbas.

Sritex harus menutup pabrik setelah diputus pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang.

PT Sritex merupakan perusahaan tekstil legendaris dan terbesar di Indonesia. Pada masa jayanya, produksi perusahaan ini sampai ke Eropa.

Baca Juga: Janji-janji Pemerintah untuk Karyawan Sritex yang di-PHK

Perusahaan ini juga sempat menjadi produsen seragam militer di negara-negara maju, seperti Jerman.

Sejarah Sritex

PT Sri Rejeki Isman (Sritex) akhirnya menutup pabriknya di usia lebih dari 58 tahun. Perusahaan tekstil yang ada di Sukoharjo, Jawa Tengah itu sudah berdiri sejak 1966.

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto menyebut, Sritex pertama kali berdiri pada 16 Agustus 1966.

Dikutip dari laman resminya, perusahaan ini didirikan oleh H.M Lukminto. Awalnya perusahaan ini berupa Usaha Dagang (UD) Sri Rejeki Isman di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: PHK Massal Sritex, Yamaha, KFC, dan Sanken: Lebih dari 15 Ribu Buruh Terdampak

Bisnisnya semakin lancar. Pada 1967, Lukminto memiliki dua buah kios di Pasar Klewer. Setahun kemudian Sritex membuka pabrik cetak pertamanya yang mampu menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo.

Semakin besar, pada 1978 Sritex berubah menjadi perseroan terbatas. Kira-kira empat tahun berselang setelah itu, perusahaan mendirikan pabrik tenun pertama.

Sritex berkembang pesat. Perusahaan ini tak hanya lagi menghasilkan kain putih dan berwarna. Pada 1992, PT Sritex memperluas lini produksi antara lain pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, dan busana.

Produk-produk Sritex pun semakin berkibar di dunia. Pada 1994, Sritex dipercaya untuk menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan tantara Jerman.

Sritex juga berhasil selamat dari krisis moneter yang terjadi pada 1998. Sritex mencapai puncak kejayaannya dengan melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 dengan kode saham SRIL. Langkah ini semakin mengukuhkan Sritex sebagai raksasa industri tekstil nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI