Suara.com - Rosan Roeslani yang ditunjuk sebagai Kepala Badan Pelaksana Investasi Danantara menimbulkan polemik karena rangkap jabatan atau double job bersamaan dengan posisinya sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM.
Menanggapi hal ini Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu tak mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya penunjukan Rosan sebagai bos Danantara untuk mempercepat konsolidasi.
"Pembentukan Danantara inti utamanya adalah kita mau masuk percepatan terhadap investasi strategis dan khususnya hilirisasi," kata Rosan di St. Regis Jakarta, Kamis (27/2/2025).
"Dengan keberadaan Pak Rosan di situ (Danantara) dan juga sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi tentunya kita harapkan konsolidasinya semakin baik dan semakin cepat," tambahnya.
Dia menambahkan Rosan sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi tentu sudah memahami strategi investasi hilirisasi. Karena itu lah ia ditunjuk sekaligus sebagai CEO Danantara yang diharapkan bisa menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengelola investasi nasional.
"Supaya waktunya tidak terlalu banyak dalam mengelola ini (konsolidasi). Jadi strategi Danantara ini sekaligus dipimpin oleh beliau (Rosan)," katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Halaman Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 24 Februari 2025. Peluncuran Danantara ini menandai langkah strategis pemerintah dalam mengelola investasi nasional guna mendukung pertumbuhan investasi yang berkelanjutan.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo berharap terbentuknya dan diluncurkannya Danantara dapat mengubah cara pengelolaan kekayaan bangsa demi kesejahteraan rakyat. Menurut Presiden, pemerintah telah membuktikan komitmennya dengan disiplin dan tata keuangan yang bertanggung jawab.
Susunan Pengurus Danantara
Baca Juga: Tak Hanya 7 Perusahaan, Danantara Akan Pegang Seluruh Aset BUMN Akhir Maret 2025
Dewan Pengawas: